Nakita.id - Minum es teh manis saat berbuka puasa memang terasa menyegarkan dahaga yang sudah ditahan selama berjam-jam.
Pasti banyak sekali warga Indonesia yang doyan minum es teh manis langsung setelah azan Maghrib berkumandang.
Mulai sekarang, kebiasaan itu sebaiknya dihentikan, ya!
Sebab, langsung minum es teh manis saat berbuka ternyata ada risiko bahayanya, loh!
Baca Juga: Moms, Alergi Susu Sapi Ternyata Berbeda dengan Intoleransi Laktosa
Baca Juga: Akhirnya Ada Trik Ampuh Mengusir Cicak dari Rumah, Ternyata Bisa Gunakan Kopi hingga Bawang Putih
Dikutip dari Kompas.com, pakar kesehatan tidak menganjurkan es teh manis sebagai minuman pertama yang masuk ke lambung kita setelah berpuasa seharian.
Ini disebabkan kandungan gula pada es teh manis berasal dari gula tambahan atau gula yang diproses.
Apalagi jika minum minuman teh kemasan yang kandungan gulanya jauh lebih tinggi dari asupan gula harian yang direkomendasikan.
Asupan gula yang berlebihan selama proses berbuka puasa ternyata menimbulkan sederet masalah.
Misalnya, berat badan yang justru bertambah gemuk saat puasa.
Selain itu, minum es teh manis saat berbuka bisa membuat tubuh malah terasa lemas dan perut menjadi kembung.
Pakar kesehatan menyarankan minuman pertama saat berbuka adalah air putih hangat.
Jika tetap ingin minum teh, minumlah teh hangat yang bisa membuat tenggorokan terasa lebih nyaman.
Teh manis hangat boleh diminum untuk mengembalikan keseimbangan kadar gula dalam darah yang menurun selama kita berpuasa.
Tetapi, penderita diabetes tetap harus menghindari konsumsi teh manis.
Untuk mengganti kadar glukosa dalam darah, khususnya bagi penderita diabetes, bisa diganti dengan makan kurma.
Kurma mengandung gula alami yang lebih mudah dicerna oleh tubuh.
Selain itu, kurma juga mengandung kalium, tembaga dan serat yang diperlukan tubuh.
Jadi, minum air putih hangat dilanjutkan dengan mengonsumsi kurma lebih sehat bagi tubuh dibanding langsung minum es teh manis.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR