Nakita.id - Biasanya anak usia batita alias 1-3 tahun, gemar sekali menolong oranglain. Apalgi disuruh, dia akan senang sekali melakukannya.
Tapi hal itu tidak berlaku general, lo.
Menurut Dra. Dewi Mariana Thaib, memang ada saja anak batita yang enggan disuruh, juga malas membantu oranglain.
Apakah itu wajar Moms?
Moms, sebenarnya yang menarik dipertanyakan di sini, apakah selewat masa batita, si kecil akan jadi sulit disuruh-suruh, mengingat perilaku tersebut terkait dengan tonggak perkembangan yang memang mesti dilalui.
Menurut Dewi tidak akan selalu demikian kejadiannya. Kalau toh anak yang tadinya mudah dimintai tolong lalu berubah jadi sulit, pastilah ada penyebabnya.
BACA JUGA: Usia 1-3 Tahun Masanya Anak Senang Membantu Oranglain, Dukung Ya Moms
Umpamanya, karena dia sering mendapat suruhan bernada memaksa. Walau masih batita, anak sudah dapat merasakan jika mendapat perlakuan yang kurang "enak". Atau mungkin saja karena dia melihat kakaknya yang selalu menolak kala dimintai tolong orang lain.
Bisa juga salah orang tua sering menunjukkan keengganan kala dimintai tolong oleh pasangannya. "Nah, kalau kejadian itu sering dilihatnya maka ia akan belajar dari situ." Jels Dewi.
Penting Moms catat, sampai usia balita, otak anak memiliki daya serap yang tinggi untuk melihat apa yang terjadi di sekelilingnya; baik yang positif maupun negatif. Lantaran itulah orang tua selalu diimbau untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak.
Jika orang tua berkeinginan anaknya tumbuh menjadi sosok yang ringan tangan, maka dalam keseharian ayah dan ibu mesti memberikan contoh sikap suka menolong secara konsisten.
Ingat, disamping keinginan meniru aktivitas orang-orang di sekelilingnya, anak batita juga memiliki sifat egosentris atau semaunya sendiri.
BACA JUGA: MPASI Sukses Bila Nutrisi Ini Terpenuhi, Cek Sekarang Juga Moms!
Contoh-contoh lainnya juga bisa dimanfaatkan untuk memberi masukan pada si kecil. Misalnya, "Lihat deh sayang, masak teman kamu itu enggak mau dimintai tolong sama ibunya. Menurut Adek baik enggak sih kalau kita seperti itu?"
Baik Moms & Dads juga mesti seragam dalam menerapkan suatu aturan. Umpamanya, si kakak yang malas didiamkan saja sementara si adik yang sedang getol-getolnya belajar melakukan banyak hal jadi lebih sering disuruh-suruh.
Cepat atau lambat, anak akan menyimpulkan, "Ah, ternyata enak juga ya, kalau bisa menolak disuruh-suruh seperti kakak."
Akan lebih bijaksana jika orang tua memperlakukan anak-anaknya dengan aturan yang sama.
Kalau ada yang tak mau disuruh berilah pengertian, bukan hanya dengan perkataan saja, tapi juga dengan sikap sehari-hari. Misalnya, anak hanya asyik nonton teve tanpa mau disuruh membereskan bekas mainannya.
Kita bisa saja mematikan teve sambil berkata, "Sekarang, bereskan dulu mainanmu, Sayang. Kalau tidak nanti banyak yang hilang. Setelah selesai kamu baru boleh nonton lagi."
BACA JUGA: Jika Si Batita Doyan Makan, Moms Jangan Happy Dulu Ya! Ini Alasannya
Jika anak diberi pengertian seperti itu dan orang tua selalu menerapkan peraturan yang sama pada semua anggota keluarga, maka anak dapat tumbuh menjadi orang yang ringan tangan alias senang menolong orang lain.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR