Nakita.id - Masalah tumbuh kembang bisa disebabkan oleh adanya gangguan sejak lahir atau kurangnya stimulasi dari orangtua.
Untuk anak yang mengalami masalah tumbuh kembang akibat kurangnya stimulasi, biasanya Si Kecil akan mengalami keterlambatan berbicara atau berjalan.
Sementara, untuk beberapa anak yang memiliki masalah genentik juga bisa menyebabkan tumbuh kembangnya terganggu.
Baca Juga: Begini Panduan Memantau Tumbuh Kembang Anak Agar Si Kecil Tidak Alami Keterlambatan
Salah satu permasalahan genetik yang menyebabkan tumbuh kembang anak terganggu, yaitu down syndrome.
Meski begitu, Moms dan Dads tetap perlu memerhatikan tumbuh kembang Si Kecil.
Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, dokter anak, dr. Lucia Nauli Simbolon, MSc, SpA, memberikan tips memantau tumbuh kembang anak pada penyandang down syndrome.
Perlu diketahui bahwa, down syndrome ini merupakan kelainan yang sifatnya genetik, sehingga tidak bisa dicegah.
Tetapi, penting untuk Moms mengetahui faktor risiko memiliki anak dengan kondisi down syndrome.
"Kalau pasangan risiko tinggi, seperti ayahnya usia di atas 40 atau ibu di atas 35 tahun, itu faktor risiko, jadi belum tentu terjadi. Tapi, bisa juga itu terjadi, down syndrome lahir dari pasangan yang usia muda, prevalensinya 1 banding 1.000," jelas dr. Lucia.
Mengingat tidak bisa dicegah, dengan begitu penting untuk Moms mengetahui cara memantau tumbuh kembang anak dengan kondisi down syndrome.
1. Persiapkan kehamilan
dr. Lucia menyebutkan bahwa akan lebih baik kalau Moms mengetahui Si Kecil alami down syndrome sejak masih di dalam kandungan.
Dengan begitu, Moms bisa mempersiapkan kehamilan dengan memeriksakan kehamilan dengan lebih rutin.
2. Dilakukan pemeriksaan kromosom
dr. Lucia menyebutkan bahwa untuk permasalahan down syndrome ini akan dipastikan terlebih dahulu melalui pemeriksaan kromosom setelah Si Kecil lahir.
Kalau bayi yang lahir merupakan anak pertama, maka akan dilakukan juga konseling untuk kemungkinan terjadi yang sama pada anak kedua dan ketiga.
"Harus dikonseling dulu. Nanti dicek juga orangtuanya, bapaknya bagaimana, ibunya bagaimana," jelas dokter yang berpraktik di RSAB Harapan Kita.
3. Menerima kondisi anak
Sebelum memantau tumbuh kembang anak, penting untuk Moms dan Dads menerima terlebih dahulu kondisi Si Kecil.
"Kalau misalnya orangtua sudah menerima, orangtua tersebut harus diajari dulu oleh perawat yang di ruang bayi untuk merawat anaknya," jelas dr. Lucia.
Perlu diketahui bahwa, dengan kondisi down syndrome, seluruh organ tubuh Si Kecil akan terkena dampaknya.
Ototnya pun menjadi lebih lemah dibandingkan anak-anak seusianya.
"Misalnya, anak biasa bisa duduk di usia 6 bulan leher tegak sudah makan, anak down syndrome mungkin lebih lama," ujar dokter yang juga berpraktik di RS Permata Cibubur.
Selain itu, dr. Lucia juga menyebutkan bahwa grafik berat badannya pun berbeda dengan anak normal lainnya, sehingga orangtua harus persiapan dan menerima bahwa Si Kecil dalam kondisi berkebutuhan khusus.
4. Lengkapi vaksin
dr. Lucia meminta para Moms untuk melengkapi vaksin yang memang seharusnya diberikan kepada selama tumbuh kembangnya.
Hal ini karena anak dengan down syndrome memiliki kerentanan terhadap radang paru.
"Jadi, kalau misalnya batuk, anak down syndrome akan lebih sulit mengeluarkan dahak karena dia enggak bisa batuk karena otot-ototnya lebih lemah," ungkap dr. Lucia.
5. Hindari penggunaan bantal
Untuk anak kondisi down syndrome, tidak disarankan untuk menggunakan bantal.
Hal ini karena leher anak down syndrome sifatnya pendek, sehingga perlu hati-hati dan dijaga agar tidak tersedak.
6. Cari kelainan lainnya
Sembari Si Kecil tumbuh dan berkembang, dr. Lucia menyebutkan bisa dilakukan pencarian untuk kemungkinan adanya kelainan lainnya.
"Apakah ada kelainan jantung, apakah ada kelainan di tempat lain, apa saja penyertanya karena biasanya down syndrome jarang ada yang sifatnya genetik," kata dr. Lucia.
Kalau ternyata ada kelainan lainnya, seperti ada gangguan hormon, maka akan diberikan obat.
Sementara, kalau down syndrome yang disertai dengan kelainan jantung, maka perlu dilihat apakah ada kebocoran atau tidak.
Ketika ada kebocoran, dr. Lucia menyebutkan bahwa harus dilakukan operasi.
7. Cari dukungan
Jangan merasa sendiri dengan kondisi anak yang memiliki down syndrome.
Dengan begitu, dr. Lucia menyarankan untuk banyak membaca buku dan informasi terkait down syndrome.
"Biasanya kita suruh baca dan biasanya mereka punya komunitas sendiri, ada komunitas down syndrome untuk saling membantu satu sama lain," pungkasnya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR