Suara yang terlalu keras bisa menyebabkan kurangnya kemampuan pendengaran.
Pada umumnya, orang mendengarkan paling tidak dengan 60 decibel (dB).
Penggunaan headset idealnya adalah delapan jam sehari.
Menurut Sandridge, jangan sampai orang mendengarkan sampai pada 85 dB atau lebih.
Sebab, hal itu bisa mengganggu kesehatan pendengaran bahkan dalam lima menit saja.
Apabila anak mendengarkan menggunakan headset tapi kita yang berada di dekatnya masih bisa mendengarkan suara samar-samar dari headset tersebut, itulah yang perlu diwaspadai.
Hal tersebut menandakan volume terlalu besar, dan kita perlu mengingatkan mereka.
Apa, sih, yang terjadi jika anak mendengarkan dengan volume terlalu besar?
Hal yang sama disampaikan oleh Jackie Clark, PhD, peneliti dari University of Texas at Dallas, Amerika Serikat.
Melalui Healthline, Clark menegaskan terpapar suara yang keras melalui headset terlalu lama bisa menyebabkan kelelahan.
Mendengarkan suara yang terlalu keras bisa menyebabakan noice-induced hearing loss atau NIHL.
NIHL adalah kondisi yang disebabkan oleh suara yang terlalu keras, sehingga membuat penderitanya tak bisa mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi.
Salah satu suara dengan frekuensi tinggi adalah suara jangkrik atau kicauan burung.
Penderita NIHL juga sering mengalami tinnitus, atau suara berdenging saat terpapar suara yang keras.
Sampai saat ini, belum ada perawatan khusus yang bisa mengobati tinnitus.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Healthline,today's parent,Cleveland Clinic,The Conversation |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR