Tak hanya itu, apabila sudah terbiasa dengan mindful eating kita akan lebih mampu untuk menyusun jadwal makan dan makanan apa saja yang akan kita makan.
Sehingga, kita bisa memilih pilihan makanan yang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi tubuh kita.
Kita juga mampu untuk menyusun secara lebih terorganisir.
Menyantap makanan di waktu yang telah ditentukan akan lebih baik, terutama untuk lambung.
Selain baik untuk kesehatan tubuh, mindful eating juga baik untuk kesehatan mental.
Menyantap makanan secara perlahan dan berhenti sejenak bisa meredakan stres dan kecemasan.
Dilansir dari Mindful, beberapa permasalahan pencernaan bisa berpengaruh juga dengan kesehatan mental.
Kebiasaan mindful eating berpengaruh pada kesehatan otak dan perut.
Ada pendapat bahwa kesehatan mental dipengaruhi juga oleh microbiome atau bakteri baik yang ada di dalam tubuh.
Baca Juga: Ragam Faktor Ini Efektif Picu Emotional Eating, Salah Satunya Kebiasaan Orangtua
Microbiome berperan penting bagi fungsi tubuh, terutama dalam pencernaan.
Misalnya, masalah irritable bowel syndrome (IBS) yang menyerang bagian pencernaan kerap dikaitkan dengan kesehatan mental.
IBS juga kerap menyebabkan seseorang memiliki perubahan suasana hati karena perubahan jumlah microbiome dalam perut.
Oleh sebab itu, beberapa ahli psikiatri mengamati penambahan microbiome seperti probiotik bisa mengatasi masalah depresi dan kecemasan.
Kurangnya bakteri baik pada tubuh juga memengaruhi produksi senyawa kimia yang berfungsi sebagai neurotransmiter, seperti dopamine dan serotonin pada otak.
Kedua senyawa kimia ini juga mengatur suasana hati, sehingga apabila produksinya terganggu akan memengaruhi kesehatan mental.
Source | : | helpguide.org,Harvard School of Public Health,Harvard Medical School,Cooking Light |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR