Nakita.id - Tentu saja, kita makan untuk mendapatkan asupan makanan sehingga tak lapar.
Itu yang paling penting saat makan.
Yang tak kalah penting, kita makan untuk mendapatkan nutrisi.
Itulah sebabnya kita perlu makan makanan yang tak hanya lezat, namun juga bergizi.
Makan membuat tubuh menjadi lebih berenergi untuk menjalani aktivitas seharian.
Namun, saat ini kebanyakan orang makan dengan terburu-buru dan sebagai keharusan saja untuk mengisi energi.
Kita asal melahap saja apa yang tersedia di depan mata karena juga dikejar oleh waktu sehingga tak jarang sarapan atau makan siang dengan tergesa-gesa.
Padahal, tubuh kita membutuhkan kebiasaan makan yang lebih baik.
Istilah mindful eating barangkali asing di telinga Moms, sebab belum banyak yang mengetahui hal ini.
Dilansir dari Harvard.edu, mindful eating adalah kebiasaan pola makan yang melibatkan kesadaran penuh saat makan.
Kesadaran penuh bukan hanya memahami nama dan bahan makanan apa yang dikonsumsi saat itu.
Namun, juga melibatkan emosi saat makanan masuk ke dalam mulut kita, dan merasakan tekstur, aroma, dan rasa setiap suapannya.
Kebiasaan mindful eating sangat bermanfaat bagi tubuh.
Menurut Helpguide, saat melakukan mindful eating tubuh kita akan menerima rasa yang kita cicipi dari makanan yang kita konsumsi.
Kebiasaan makan di mobil atau di kendaraan umum saat berangkat kerja bukanlah kegiatan mindful eating walaupun kita paham makanan tersebut adalah makanan yang lezat.
Makan sembari bekerja di depan laptop atau komputer atau makan sambil menonton TV juga bukan kegiatan mindful eating.
Makan sambil melakukan hal-hal yang lain tidak membuat kita fokus terhadap makanan yang kita konsumsi.
Kebiasaan mindful eating bukan juga memahami apakah kita mengonsumsi makanan yang tepat untuk kita.
Bukan juga mengatur berapa kalori yang harus kita konsumsi saat itu juga.
Melainkan membiasakan panca indra kita untuk mengobservasi makanan tersebut, sehingga kita menjadi fokus.
Menyantap makanan dengan keadaan mindful ini ternyata bermanfaat bagi kesehatan tubuh, lo, Moms.
Kebiasaan ini membuat pencernaan kita lebih baik karena menyantap makan secara lambat.
Dengan meraskan tekstur dan aroma makanan, ada kemungkinan kita akan menyantap makanan secara lebih lambat.
Baca Juga: Sering Memiliki Pola Makan yang Tidak Teratur? Hati-Hati Moms Bisa Jadi Gejala dari Eating Disorder
Hal ini memberikan kesempatan lambung dan usus untuk mencerna makanan secara tidak terburu-buru.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kyushu University di Jepang, memakan makanan secara lambat memang lebih menyehatkan untuk perut.
Sebab, orang akan lebih cepat merasa kenyang padahal porsi makanan tidak terlalu banyak.
Maka dari itu, banyak yang menyarankan mindful eating sebagai program diet.
Dilansir dari Harvard.edu, membiasakan mindful eating juga membuat orang tidak terlalu banyak makan.
Dengan begitu, seseorang akan lebih mudah menurunkan berat badan.
Porsi makan sangat berpengaruh bagi orang yang ingin melakukan diet.
Tak hanya itu, apabila sudah terbiasa dengan mindful eating kita akan lebih mampu untuk menyusun jadwal makan dan makanan apa saja yang akan kita makan.
Sehingga, kita bisa memilih pilihan makanan yang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi tubuh kita.
Kita juga mampu untuk menyusun secara lebih terorganisir.
Menyantap makanan di waktu yang telah ditentukan akan lebih baik, terutama untuk lambung.
Selain baik untuk kesehatan tubuh, mindful eating juga baik untuk kesehatan mental.
Menyantap makanan secara perlahan dan berhenti sejenak bisa meredakan stres dan kecemasan.
Dilansir dari Mindful, beberapa permasalahan pencernaan bisa berpengaruh juga dengan kesehatan mental.
Kebiasaan mindful eating berpengaruh pada kesehatan otak dan perut.
Ada pendapat bahwa kesehatan mental dipengaruhi juga oleh microbiome atau bakteri baik yang ada di dalam tubuh.
Baca Juga: Ragam Faktor Ini Efektif Picu Emotional Eating, Salah Satunya Kebiasaan Orangtua
Microbiome berperan penting bagi fungsi tubuh, terutama dalam pencernaan.
Misalnya, masalah irritable bowel syndrome (IBS) yang menyerang bagian pencernaan kerap dikaitkan dengan kesehatan mental.
IBS juga kerap menyebabkan seseorang memiliki perubahan suasana hati karena perubahan jumlah microbiome dalam perut.
Oleh sebab itu, beberapa ahli psikiatri mengamati penambahan microbiome seperti probiotik bisa mengatasi masalah depresi dan kecemasan.
Kurangnya bakteri baik pada tubuh juga memengaruhi produksi senyawa kimia yang berfungsi sebagai neurotransmiter, seperti dopamine dan serotonin pada otak.
Kedua senyawa kimia ini juga mengatur suasana hati, sehingga apabila produksinya terganggu akan memengaruhi kesehatan mental.
Ada beberapa tips yang bisa Moms lakukan untuk memulai kebiasaan mindful eating.
Dilansir dari Harvard Medical School, berikut adalah tips yang bisa dilakukan untuk mulai membiasakan mindful eating.
1. Makan dengan duduk
Lakukan mindful eating dengan posisi duduk agar lebih rileks.
Apabila sedang tergesa-gesa, hendak ke kantor misalnya, artinya bukan waktu yang tepat untuk melakukan mindful eating.
Makan sambil tergesa-gesa tidak akan membuat kita mengapresiasi makanan yang hendak kita santap.
Makan dengan duduk juga membuat kita lebih fokus dengan makanan.
2. Jauhkan TV dan ponsel
Jangan sampai kita makan sambil menonton film di TV atau scrolling di media sosial.
Hal ini hanya akan membuat kita semakin tidak fokus dengan makanan kita.
Baca Juga: Banyak Makan Saat Stres? Bisa Jadi Moms Alami Emotional Eating, Kenali Gejalanya!
3. Sesuaikan porsi yang pas
Jangan memakan langsung dari plastik atau wadahnya.
Usahakan taruh ke wadah yang sesuai dengan porsi makan anda.
Hal ini wajib dilakukan untuk yang hendak melaksanakan program diet.
Selain untuk menjaga porsi makan, menyesuaikan dengan porsi makan sesuai piring atau mangkuk agar terhindar dari makan terlalu banyak.
4. Suasana tenang
Makan dengan suasana tenang akan membuat diri kita menjadi lebih mudah untuk fokus.
suasana tenang juga akan lebih membuat kita sadar dengan tekstur, rasa, dan aroma dari makanan.
Tak hanya untuk kesehatan tubuh, mindful eating juga berguna untuk kesehatan mental.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | helpguide.org,Harvard School of Public Health,Harvard Medical School,Cooking Light |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR