Nakita.id - Daging ayam adalah salah satu menu makanan andalan dan favorit bagi masyarakat Indonesia.
Berbagai olahan makanan bisa diciptakan melalui daging ayam, mulai dari ayam goreng, ayam bakar, ayam panggang, dan jadi campuran sayuran pun sangat lezat.
Selain enak dan bisa divariasikan dengan berbagai makanan, daging ayam juga memiliki kandungan yang baik bagi kesehatan tubuh.
Daging ayam ternyata mampu mencegah tubuh mengalami berbagai masalah kesehatan.
Di antaranya meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan berat badan, meningkatkan kekuatan tulang, meningkatkan hormon testosteron, dan masih banyak lagi.
Sayangnya, banyak yang justru menerima risiko dan bahaya dari daging ayam daripada manfaatnya.
Hal ini karena kesalahan Moms saat mengolah daging ayam.
Beberapa kebiasaan yang masih sering dilakukan Moms selama ini ternyata memicu risiko daging ayam jika dikonsumsi.
Salah satu kebiasaan yang masih sering dilakukan Moms dalam mengolah makanan yaitu mencuci daging ayam mentah sebelum memasaknya.
Hal ini dinilai berbahaya karena bakteri dan juga kotoran dalam daging ayam mentah, justru akan menyebar ke lingkungan sekitar pencuciannya.
Sebaiknya, rebus dulu daging ayam mentah sebelum dibersihkan dari bakteri dan juga kotorannya.
Dilansir dari Food Network, selain mencuci daging ayam mentah, beberapa kebiasaan dalam mengolah daging ayam ini ternyata salah.
1. Memasak berulangkali
Agar daging ayam lembut dan empuk saat dikonsumsi, banyak yang mengolah daging ayam melalui beberapa tahap masakan.
Bukannya lembut dan empuk, hal ini justru berbahaya lho Moms.
Mengolah kembali daging yang sudah matang, seperti menggoreng ulang, merebusnya lagi merupakan hal yang salah.
Kandungan bergizi di dalam daging ayam akan hilang jika dimasak terus-menerus.
Sebaiknya memang langsung mengonsumsi olahan ayam ketika matang dan tidak berulangkali memasaknya.
2. Mencairkan daging beku sembarangan
Biasanya daging ayam yang sudah dibekukan di freezer dibiarkan begitu saja sampai esnya mencair.
Kebiasaan tersebut juga harus dihindari.
Menunggu bagian luar daging ayam mencair sama saja membiarkan bagian luar yang mengandung bakteri salmonella mampu berkembang biak secara cepat.
Hal tersebut akhirnya menyebabkan kandungan gizi menyerap racun yang ada di bakteri salmonella.
Cara yang tepat untuk mencairkannya adalah dengan memasukkan ayam ke kantong plastik dan menutupnya secara rapat.
Setelah itu rendam ke dalam air bersih, cara ini lebih sehat dan bakteri dari luar tidak menyerap menjadi satu ke dalam daging ayam.
3. Menambahkan lemon terlalu banyak
Untuk menghilangkan aroma amis dan juga membuat daging lebih gurih, Moms biasanya menambahkan lemon atau jeruk nipis perasan secara sembarangan.
Boleh-boleh saja menambahkan perasan lemon, namun jika terlalu banyak, daging akan lembek jika dimasak.
Kandungan asam di dalam lemon mengandung asam sitrat, ini mampu memecah dan menyerap ke dalam daging dan membuatnya lembek dan tidak nikmat lagi.
4. Memasak banyak ayam dalam satu wadah
Jika Moms memiliki jumlah keluarga yang banyak, dan untuk menyingkat waktu akan lebih praktis dengan memasak daging bersamaan.
Tetapi cara tersebut juga ternyata salah.
Tumpang-tindih daging dalam jumlah besar akan membuat daging tidak merata, dalam pematangannya.
Selain itu, panas yang meresap ke dalam daging juga tidak akan merata.
Sehingga dikhawatirkan bakteri tidak sepenuhnya mati dan masih bersarang di dalam daging ayam.
Sebaiknya masaklah ayam secara bertahap, dan tidak menjadikan semua daging ayam dalam satu kali masakan.
5. Langsung dihidangkan
Akan makin nikmat jika menyantap daging ayam dalam keadaan panas.
Tetapi mengonsumsi daging ayam langsung saat sudah matang merupakan kebiasaan yang salah.
Daging ayam sebaiknya harus beristirahat sejenak setelah mendapat perlakuan panas dari proses memasak.
Biarkan cairan dan juga kandungan di dalam daging ayam meresap lebih dahulu, sehingga daging ayam akan lebih lembap dan juga bergizi ketika dikonsumsi.
Bagaimana, apakah Moms masih sering melakukan kesalahan tersebut?
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | food network |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR