Nakita.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir.
Salah satu cara untuk menurunkan angka penyebaran Covid-19 adalah dengan digalakkannya program vaksinasi.
Saat ini, Indonesia masih terus berupaya menjalankan program vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat.
Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak kini bisa mendapat suntikan vaksin virus corona.
Tetapi, penyuntikan vaksin Covid-19 untuk anak kerap membuat sebagian orangtua merasa khawatir dan ragu akan keefektifannya untuk mencegah penularan virus corona.
Bahkan, ada beberapa orangtua yang berpikiran jika vaksin Covid-19 disuntikan pada Si Kecil, maka nantinya akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.
Hal ini bisa terjadi karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan para orangtua mengenai vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak.
Oleh karena itu, hal yang terpenting untuk para orangtua ketahui adalah vaksinasi Covid-19 untuk anak baik anak usia 6-11 atau 12-17 tahun sangat aman untuk dilakukan.
Beberapa waktu lalu, vaksin Covid-19 diperuntukkan untuk anak usia 12-17 tahun, tetapi kini anak usia 6-11 tahun juga mulai diperbolehkan untuk divaksin Covid-19.
Menurut Dokter Spesialis anak dr. Ahmad Fachrurrozi, M.Sc., Sp.A., pemberian vaksin untuk anak dilakukan mengingat Si Kecil menjadi salah satu komunitas yang paling rentan terpapar virus corona.
Apalagi saat ini pembelajaran tatap muka (PTM) mulai kembali dijalankan di beberapa sekolah di Indonesia.
"Anak-anak sekarang sudah mulai pelajaran tatap muka, mereka juga berinteraksi dengan orang dewasa di sekolah, anak-anak merupakan komunitas yang rentan terinveksi virus dari beberapa jalur. Anak bisa terinfeksi virus Covid-19 dan juga bisa menularkan Covid-19 kepada keluarga di rumah ketika mereka terinfeksi," ujar dr. Ahmad Fachrurrozi, M.Sc., Sp.A., Dokter Spesialis Anak dalam acara Instagram Live bersama Nakita.id, Kamis (4/11/2021).
Pemberian vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun sendiri telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga: Anak Usia 6-11 Tahun Takut untuk Disuntik Vaksin Covid-19? Begini Cara Mengatasinya Menurut Ahli
Ragamnya jenis vaksin pun membuat orangtua cenderung memilih-milih jenis vaksin.
Padahal, jenis vaksin yang ada memiliki manfaat yang sama untuk mencegah penularan virus Covid-19.
"Sinovac dan Coronavac itu sama, jadi tak perlu khawatir, komponen yang dipakai juga sama," ujar dr. Rozi.
Penyuntikkan vaksinasi untuk anak-anak dilakukan agar penyebaran virus corona di Indonesia bisa teratasi.
Maka dari itu, Moms dan Dads jangan ragu lagi untuk segerakan Si Kecil mendapatkan vaksin Covid-19.
"Bicara efektivitas, harapan utama memberikan vaksin adalah untuk meringankan gejala yang berat. Untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, maka sangat penting untuk diberikan," imbuhnya.
Tidak berbeda jauh dari vaksin orang dewasa, vaksin Covid-19 untuk anak juga memiliki efek samping yang perlu Moms dan Dads perhatikan.
Terdapat beberapa gejala efek samping yang umum terjadi pada anak, misalnya tubuh Si Kecil yang mulai terasa cepat lelah dan demam yang tinggi.
Yang perlu diperhatikan adalah, setiap anak mengalami efek samping yang berbeda-beda setelah disuntikkan vaksin Covid-19.
"Efek samping itu lebih tepatnya ada reaksi. Jadi, sehabis disuntik ada reaksi mulai dari nyeri, kemerahan, bengkak. Tapi, ingat tidak semua orang mengalami kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, dan demam, tak semua efek samping ini muncul pada setiap anak," ungkap dokter yang akrab disapa Rozi ini.
Efek samping vaksin Covid-19 mungkin juga akan membuat anak-anak merasa tak nyaman dan membuat para orangtua khawatir, namun dr. Rozi menyatakan dampak positif penyuntikan vaksin jauh lebih besar dibandingkan efek samping yang hanya terjadi beberapa hari saja.
"Moms dan Dads tak perlu khawatir, vaksin itu dampak positifnya jauh lebih besar. Dengan divaksin, dapat mencegah penularan virus Covid-19. Kalaupun kena, efeknya tidak terlalu berat," ujar dokter yang juga berprofesi sebagai Health Influencer ini.
Diketahui, salah satu efek samping vaksin Covid-19 untuk anak adalah munculnya demam dalam kurun waktu 1-3 hari, tetapi dr. Rozi mengimbau jika demam anak lebih dari 5 hari sebaiknya segera konsultasi ke dokter anak terdekat.
"Efek vaksin ini dua atau tiga hari telah menghilang. Tetapi, jika demam lebih dari lima hari, bisa saja anak sedang sakit ketika divaksin. Jika gejala berkepanjangan, maka segerakan untuk ke dokter terdekat," pungkas dr. Rozi.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR