Nakita.id - Saat anak lebih pendek dari teman-teman seusianya mungkin Moms dan Dads merasa khawatir.
Pasalnya kondisi ini sering dikaitkan dengan ciri-ciri anak stunting.
Menurut Kemenkes (Kementerian Kesehatan) Republik Indonesia, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek.
Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal, serta produktivitas rendah.
Melihat kondisi ini, Moms dan Dads mungkin bertanya-tanya apakah anak stunting dapat dikategorikan berkebutuhan khusus?
Sebab dengan mengatahui kondisi anaknya, orang tua bisa memberikan pola asuh yang tepat.
Apalagi anak mungkin kehilangan rasa percaya dirinya setelah mengetahui bahwa ia berbeda dari yang lain.
Psikolog Anak dan Konselor Laktasi dari PION Clinician, Irma Afriyanti Bakhtiary, M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa sebetulnya anak stunting belum tentu termasuk kategori anak berkebutuhan khusus.
Begini penjelasannya Moms dan Dads!
"Sebetulnya tidak ada dalam diagnosa masalah perilaku pada anak yang stunting, jadi belum tentu bisa dikategorikan berkebutuhan khusus," kata Irma dalam wawancara bersama Nakita.id, Senin (10/1/2022).
"Tapi memang ada anak berkebutuhan khusus yang memiliki masalah stunting," lanjutnya.
Orang tua dengan anak yang stunting atau anak yang normal namun bertubuh pendek, penting sekali untuk menerapkan pola asuh yang seperti ini.
"Yang penting adalah penerimaan dari keluarga, kita harus yakini setiap anak itu pada dasarnya spesial dan unik," kata Irma.
Khususnya untuk keluarga dengan anak lebih dari satu, Moms dan Dads harus membagi perhatian dan kasih sayang secara adil.
"Terkadang anak sangat bisa sensitif, terutama dengan komentar dari orang tua yang suka membanding-bandingkan," kata Irma.
"Apalagi saat anak-anak sudah mulai beranjak remaja, krisis kepercayaan dirinya akan dimulai dia bisa lebih sensitif lagi," kata Irma.
Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua untuk meningkatkan kepercayaan diri anak yang stunting?
Lebih lanjut Irma menyarankan agar orang tua, berikan pemahaman bahwa mereka memiliki kondisi yang spesial.
Kemudian, ajari bagaimana cara menyelesaikan masalah, menemukan bakat terpendam, dan cara bersosialisasi yang baik.
"Ajari anak untuk menyelesaikan masalah, misalnya diledekin sama teman karena pendek, apa yang harus dilakukan?" kata Irma.
"Orang tua selalu berikan penguatan agar anak tetap percaya diri," ungkapnya.
"Misalnya anak punya kelebihan di bidang tertentu, misalnya jago menggambar," lanjutnya.
"Kemudian latih keterampilan sosialnya, anak harus bisa berinteraksi dengan baik dan enggak perlu minder," katanya lagi.
Terakhir, Irma juga menyarankan agar Moms dan Dads jangan lupa memberikan apresiasi untuk anak.
"Bentuk apresiasi, bukan berarti harus pakai hadiah yang mahal.
Cukup dengan dengan acuan jempol atau menepuk bahunya pun bisa," pungkasnya.
Baca Juga: Ibu Hamil Butuh Asupan Mikronutrien untuk Mencegah Stunting pada Anak, Ini Penjelasannya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR