Nakita.id - Hingga hari ini vaksin booster terus dibagikan oleh pemerintah.
Sejak 12 Januari 2022, izin edar vaksin booster sudah disetujui dan sudah disuntikan pada lansia atau yang rentan terpapar virus corona.
Vaksin booster diharapkan bisa meningkatkan antibodi untuk melawan virus corona varian apapun.
Salah satunya varian yang baru menyebar di Indonesia, yaitu Omicron.
Untuk orang-orang yang sudah mendapat tiket untuk melakukan vaksin booster diharap segera menggunakannya, ya.
Lalu setelah mendapat suntikan vaksin booster, Moms dan Dads harus melakukan 4 hal berikut ini agar tidak mengalami efek samping berat setelahnya mengutip dari GridHEALTH.
Evaluasi 15-30 Menit Pasca Suntikan Booster
Mungkin saat suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 tanpa efek sakit langsung, tapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) masih menyarankan menunggu di tempat vaksinasi setidaknya selama 15 menit setelah mendapatkan booster.
Jika memiliki reaksi alergi langsung terhadap vaksin, tenaga medis di tempat vaksinasi dapat mengobatinya dan meminta perawatan darurat jika perlu.
Jika memiliki riwayat reaksi alergi parah atau reaksi alergi langsung terhadap vaksin harus menunggu 30 menit setelah mendapatkan suntikan.
Menunggu Efektivitas Puncak Vaksin
Vaksin booster membutuhkan waktu untuk menciptakan tingkat antibodi puncak.
Jadi mendapat suntikan booster, baiknya menghindari pertemuan dalam ruangan.
Setelah Vaksin Booster Tetap Jalankan Prokes
Para ahli belum tahu persis seberapa aman booster Covid-19 bagi seseorang dalam melawan virus.
Satu studi menemukan orang yang mendapat suntikan tunggal vaksin Johnson & Johnson Covid-19 mengalami peningkatan antibodi 35 kali lipat setelah menerima suntikan booster Pfizer, dan peningkatan antibodi 76 kali lipat setelah booster Moderna.
Walau demikian, setelah mendapatkan booster, tetap taat prokes.
Jangan sampai lupa kenakan masker di tempat umum.
"Mendapatkan dosis tambahan vaksin tidak membuat seseorang menjadi Superman," ujar asisten profesor kedokteran klinis di NYU Langone Health, Celine Gounder, seperti dilansir di laman Eat This Not That (21/11/2021).
Jangan Sepelekan Test Covid-19
Orang yang divaksinasi masih dapat menularkan virus corona, bahkan jika mereka sendiri tidak mengalami gejala.
Beberapa ahli mendorong penggunaan tes Covid-19 cepat sebelum pertemuan liburan musim dingin.
Terutama, jika Moms berencana berkumpul di dalam ruangan dengan orang-orang yang berisiko lebih tinggi untuk kasus Covid-19 yang parah, yaitu lansia atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Sampai hari ada 5 jenis vaksin booster yang digunakan di Indonesia.
1. Vaksin CoronaVac
Vaksin ini diproduksi oleh PT Bio Farma, dengan bahan baku dari biofarmasi Tiongkok, Sinovac.
Vaksin ini diketahui memanfaatkan virus SARS-CoV-2 non aktif atau inactivated virus.
Sayangnya, produk ini hanya bisa diberikan pada kelompok usia 18 tahun ke atas.
Selain itu, hanya bisa diberikan jika sudah mendapat dosis lengkap dan jenis vaksin serupa, minimal 6 bulan sebelumnya.
2. Vaksin AstraZeneca
Vaksin ini dproduksi oleh perusahaan AstraZeneca, yang bekerjasama dengan Oxford University.
Vaksin ini dikembangkan dengan memanfaatkan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 non aktif untuk memicu antibodi.
BPOM mengeluarkan izin penggunaan darurat pada vaksin AstraZeneca, karena hasil uji toleransi penerimaan dosis lanjutan pada vaksin ini ternyata tidak menimbulkan dampak atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berat.
3. Vaksin Pfizer
Vaksin ini berbasis mRNA yang diproduksi di perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNtech.
Vaksin ini rencananya akan diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap.
Baca Juga: Vaksin Booster Memang Penting, Tapi Maaf 3 Orang Berikut Ini Tidak Boleh Mendapatkannya
Namun, vaksin ini hanya diperuntukkan bagi kelompok usia 18 tahun ke atas.
4. Vaksin Zifivax
Vaksin ini dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom, yang berkolaborasi dengan institut Mikrobiologi di Akademi Sains Tiongkok.
Pemberian vaksin ini direkomendasikan untuk mereka yang telah mendapatkan dosis lengkap setelah 6 bulan.
Selain itu, merupakan vaksin booster heterologous ke vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.
Juga, diperuntukkan untuk kelompok usia di atas 18 tahun.
5. Vaksin Moderna
Sama seperti Pfizer, vaksin ini dikembangkan dengan platform mRNA dan diproduksi oleh Moderna TX Inc., USA.
Vaksin ini bersifat heterologous ke vaksin primer AstraZeneca (AZ) dan Johnson & Jonhson (JJ).
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR