"Penyebabnya karena kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang berkepanjangan," sambungnya.
Sementara itu, menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011, dijelaskan bahwa ABK adalah anak yang mengalami keterbatasan baik fisik, mental-intelektual, sosial maupun emosional-nya.
Kondisi ini mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
ABK mencakup anak-anak dengan gangguan pemusatan perhatian (ADHD), autisme, gangguan kemampuan berkomunikasi dan kesulitan belajar.
Melansir dari Very Well Family, ABK disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi medis, kondisi kejiwaan, dan kondisi bawaan tertentu.
Perlu digarisbawahi, stunting dan ABK keduanya sangat berbeda. Yuk, simak penjelasannya dari sisi psikologis!
Psikolog Anak dan Konselor Laktasi dari PION Clinician, Irma Afriyanti Bakhtiary, M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa sebetulnya anak stunting belum tentu termasuk kategori anak berkebutuhan khusus.
"Sebetulnya tidak ada dalam diagnosa masalah perilaku pada anak yang stunting, jadi belum tentu bisa dikategorikan berkebutuhan khusus," kata Irma dalam wawancara bersama Nakita.id, Senin (10/1/2022).
Dijelaskan sebelumnya bahwa, ABK memiliki keterbatasan sosial-emosional.
Kondisi ini merujuk pada adanya masalah dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial pada anak.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR