Termasuk mutasi yang dapat mempengaruhi transmisibilitas, deteksi, dan kemungkinan pelepasan kekebalan.
"Ada bukti yang sangat terbatas saat ini untuk menentukan seberapa besar pengaruh perbedaan antara BA.1 dan BA2, sehingga diperlukan upaya berkelanjutan oleh ilmuwan untuk memantau kasus-kasus di Kanada dan melacak perkembangannya secara internasional," jelas PHAC.
Menurut pakar penyakit menular Dr. Isaac Bogoch, tingkat ketidakpastian yang signifikan tetap ada pada varian BA.2, tapi subvarian Omicron ini layak untuk diwaspadai karena lebih banyak kasus dilaporkan di seluruh dunia, sebab varian BA.2 Omicron terdeteksi di 40 negara.
"Ini tidak sama dengan BA.1, mungkin sedikit lebih menular, tapi mungkin ada banyak kesamaan lainnya," tutur Bogoch.
"Saya pikir masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti bagaimana ini terwujud dan perlu belajar lebih banyak," lanjutnya.
Meski begitu, subvarian ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Akan tetapi, efektivitas vaksin terhadap subvarian BA.2 kemungkinan akan sangat mirip dengan subvarian BA.1.
Mengutip The Wall Street Journal via Kompas (28/1/2022), subvarian BA.2 Omicron mempunyai banyak mutasi yang terlihat di protein lonjakan virus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperkirakan kemungkinan varian Omicron bertanggung jawab atas 99,9 persen infeksi selama sepekan lalu.
Sejauh ini, sudah ada 40 negara yang telah mendeteksi subvarian BA.2 Omicron ini.
Termasuk, Inggris, Denmark, India, Swedia, Singapura, dan Filipina.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR