Nakita.id - Dalam 1000 hari pertama kehidupan, pastikan kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi ya, Moms.
Apalagi, saat bayi sudah menginjak usia 6 bulan.
Kenapa? Karena, usia ini bisa dibilang merupakan usia dimana bayi sudah harus dikenalkan pada MPASI.
Sesuai namanya, MPASI adalah makanan pendamping ASI untuk menambah asupan nutrisi harian bayi, selain dari ASI.
MPASI sendiri sangat penting untuk mendukung proses tumbuh kembang bayi, baik secara fisik maupun kognitif.
Oleh karenanya, jangan sampai Moms melewatkan tahap penting ini, ya.
Apabila bayi tidak mendapatkan MPASI yang cukup, hal ini tentu akan sangat berdampak pada tumbuh kembangnya, baik fisik maupun kognitif.
Lantas, apa saja dampak kurang MPASI pada tumbuh kembang bayi?
Yuk, kita simak jawaban dari dokter spesialis anak ini!
1. Berat badan tidak bertambah
Apabila asupan MPASI pada bayi kurang, dampak yang paling pertama adalah secara fisik, berat badan bayi tidak bertambah, lalu akan mempengaruhi pertumbuhan jangka panjangnya.
Hal ini disampaikan secara langsung oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A yang menjadi salah satu expert di Tentang Anak, sebuah platform dan ekosistem parenting di Indonesia.
“Nah, secara kronis nih, dalam waktu yang lama, bisa menyebabkan stunting,” kata dr. Ganda saat diwawancarai Nakita pada Rabu ini (2/2/2022).
dr. Ganda menegaskan bahwa stunting tidak terjadi akibat anak tidak mau makan selama seminggu atau sepuluh hari.
Tapi, anak tidak mau makan dalam jangka waktu yang lama, lalu tidak dicari tahu penyebabnya.
Hal inilah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan nantinya, Moms.
“Dan dalam waktu lama, tumbuhnya mendatar, tingginya ikut mendatar, bahkan tidak sesuai ekspektasi. Jadi stunting,” jelas dr. Ganda.
2. Sering terserang penyakit
Selain mengakibatkan stunting, dampak lain dari asupan MPASI pada bayi yang kurang adalah sering terserang penyakit.
“Jadi, sering izin sekolah. Akibatnya, tidak mendapatkan pendidikan yang optimal,” terang dr. Ganda.
Hal ini tentu mempengaruhi semuanya, termasuk masa depan anak nanti, dimana anak-anak Indonesia bisa kalah sama anak-anak negara lain yang kecerdasannya bagus.
3. Tingkat kecerdasan tidak berkembang
Selain fisik, dampak lainnya adalah tingkat kecerdasan.
“Terutama, karena asupan proteinnya tidak cukup, lemak tidak cukup, zat besi tidak cukup,” tegas dr. Ganda.
“Jadi nanti pada jangka panjangnya, anaknya tidak cerdas, tidak mampu bersaing di masa depan, daya juangnya rendah,” terangnya.
Oleh karena itu, dr. Ganda mengingatkan kembali bahwa MPASI ini sifatnya harus, sangat krusial, bahkan penting, meski cuma berjalan satu tahun tapi dampaknya berkepanjangan untuk tumbuh kembang anak.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR