Nakita.id - Dorce Gamalama dikabarkan meninggal dunia pada Rabu pagi (16/2/2022) di Rumah Sakit Pusat Pertamina Simprug.
Diketahui Dorce Gamalama meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19 sekitar 2-3 minggu lalu.
Hanya saja, kondisi kesehatan Dorce Gamalama menurun hingga tak sadarkan diri sampai akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.
Sahabat Dorce Gamalama, Hetty Soendjaya atau Bunda Hetty tersedu-sedu saat membenarkan kabar tersebut.
“Iya, iya. Iya, memang kena Covid. Sudah dua minggu, hampir tiga minggu di rumah sakit,” ujar Hetty melalui sambungan telepon, seperti dikutip dari GridID (16/2/2022).
Hetty mengatakan, sejak terkonfirmasi Covid-19, Dorce Gamalama berada dalam kondisi drop dan tak sadarkan diri.
“Langsung drop, tidak sadarkan diri sampai meninggalnya,” imbuh Hetty.
Sebelum terkena Covid-19, Dorce Gamalama juga pernah mengidap beberapa penyakit, salah satunya adalah penyakit alzheimer.
Yuk, kita kenalan lebih lanjut mengenai penyakit alzheimer ini!
Melansir CDC, penyakit alzheimer adalah penyakit progresif yang dimulai dengan kehilangan daya ingat ringan dari penderitanya.
Bahkan, mungkin juga kehilangan kemampuan untuk melakukan percakapan dan merespon lingkungan di sekitarnya.
Penyakit alzheimer ini melibatkan bagian otak yang mengontrol pikiran, memori, dan bahasa, sehingga dapat sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Penyakit alzheimer ini juga merupakan jenis demensia yang paling umum terjadi.
Sebagai informasi, demensia adalah turunnya kemampuan berpikir, perilaku, dan keterampilan sosial seseorang.
Pada tahun 2020, sebanyak 5,8 juta warga negara AS yang menderita penyakit alzheimer.
Di Indonesia sendiri, prevalensi demensia di Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 juta orang pada 2016, dan akan meningkat menjadi 2 juta kasus pada 2030, seperti dikutip dari Alzheimer’s Indonesia.
Masih melansir CDC, penyakit alzheimer sendiri umumnya menyerang lansia di atas usia 60 tahun, dan risikonya akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Penyakit alzheimer umumnya disebabkan oleh beberapa faktor risiko berikut ini.
1. Usia: faktor risiko penyakit alzheimer yang paling umum
2. Riwayat keluarga: para peneliti percaya bahwa memiliki kerabat dengan riwayat penyakit alzheimer juga bisa terkena nantinya
3. Adanya perubahan pada bagian otak yang tak disadari
4. Pola hidup tidak sehat
Selain mengalami kehilangan daya ingat, tanda-tanda penyakit alzheimer ini juga umumnya ditunjukkan pada penderitanya.
- Kesulitan memecahkan masalah yang biasanya dilakukan baik di rumah maupun tempat kerja, seperti menghitung uang
- Penilaian yang semakin menurun atau memburuk
- Sering mengalami perubahan suasana hati, kepribadian, atau perilaku
Hingga saat ini, peneliti masih belum menemukan pengobatan untuk penyakit alzheimer.
Apalagi, tindakan pencegahannya, mengingat penyakit ini sangat sulit untuk dicegah.
Namun, ada cara mengurangi risiko penyakit alzheimer yang bisa dilakukan.
Melansir NHS, berikut ini adalah beberapa caranya.
1. Menerapkan pola hidup sehat
Mulailah mengonsumsi makanan sehat, termasuk buah-buahan dan sayuran minimal lima porsi setiap harinya.
Kemudian, rutinlah berolahraga minimal 150 menit setiap minggunya.
Beberapa olahraga seperti bersepeda atau berjalan cepat bisa dicoba.
Selain itu, pastinya berhenti merokok dan membatasi minuman beralkohol.
2. Mempertahankan kemampuan kognitif
Penyakit alzheimer membuat penderitanya kehilangan daya ingat.
Aktivitas membaca buku ataupun koran bisa menjadi salah satu cara mengurangi risiko penyakit alzheimer.
Selain itu, belajar bahasa baru dan belajar alat musik juga terbukti secara ilmiah dapat mengurangi risiko penyakit alzheimer.
3. Sering bersosialisasi
Salah satu tanda-tanda penyakit alzheimer adalah sering menarik diri dari kehidupan sosial, sehingga penting bagi penderitanya untuk terus bersosialisasi seiring bertambahnya usia.
Mengikuti komunitas sesuai hobi dan minat bisa menjadi salah satunya, atau berpartisipasi dalam acara yang diadakan di lingkungan sekitar.
Selain itu, mencoba kegiatan atau hobi baru juga bisa dilakukan agar mengurangi risiko penyakit alzheimer.
Semoga bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Masih Muda Kok Pikun? Ternyata Bahan yang Ada di Dapur Ini Bisa Jadi Obat Pikun yang Ampuh
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR