Nakita.id – Moms kita sebagai orang tua kita bukan saja memiliki tugas untuk menjaga anak, tetapi kita juga harus mengerti apa yang anak pikirkan.
Dalam hal ini Moms perlu untuk memahami mengenai neurosains.
Dimana neurosains sendiri adalah adalah studi yang mengajarkan mengenai sistem saraf, terutama mempelajari neuron atau sel saraf terutama yang ada pada otak.
Menurut dr. Amir Zuhdi Drs.Med sebagai Brain Behavior Expert & Founder Neuroparenting, mengatakan mempelajari neurosains bukan hanya saja pekerjaan dokter saja namun orang tua juga.
“Belajar neurosains itu setiap manusia harus belajar, apalagi dia seorang orang tua dan juga guru. Orang tua belajar neurosains belajar otak bukan untuk jadi dokter, tetapi untuk jadi orang tua,” ujar dr. Amir saat melakukan Live bersama Nakita, Jumat (04/03/2022)
dr. Amir juga menambahkan jika neurosains itu merupakan ilmu mengenai sel saraf otak.
“Neurosains itu dibagi menjadi dua kata, yaitu neuron dan sains. Neuron itu merupakan sel saraf, sel saraf itu yang membangun otak kita yang jumlahnya kurang lebih 100 milyar ditambah dengan sel gliya yang jumlahnya kurang lebih 900 milyar, nah itu neuronya. Sainsnya itu ilmu. Jadi neurosains itu ilmu sel saraf, saraf yang membangun otak. Atau neurosains disebut juga ilmu otak,” tambah dr. Amir.
Selain itu dr. Amir juga mengatakan sesuai perkembangan zaman, neurosains juga disebut sebagai ilmu perilaku otak.
“Seiring berjalannya waktu karena didalam sel saraf ini proses berpikir, berperasaan sikap dan perilaku kita di pabrikasi. Nah makanya neurosains itu juga disebut ilmu perilaku,” kata dr. Amir.
Baca Juga: Manfaat Gendongan Bayi Menurut Para Ahli
Selain memahami neurosains, Moms juga harus memahami mengenai neuroparenting.
Dimana hal ini orang tua diajarkan untuk memahami mengenai neurosains untuk menjadi orang tua, bukan untuk menjadi dokter.
Neuroparenting berguna untuk mengerti mengenai perilaku otak pada anak.
Menurut dr. Amir, neuroparenting menjadi penting karena kita mempelajari bagaimana cara mengerti dan dapat mengasuh anak.
“Neuronya itu diambil dari kata neurosains, sedangkan parenting kita ambil dari arti pengasuhan. Ternyata seluruh aktifitas kehidupan kita semua prosesnya itu ada di neuron. Jadi bagaimana membangun rangsangan, bagaimana membangun stimulus pada otak anak. Jadi yang dirangsang itu adalah otak anak, dan diberi stimulus itu adalah otaknya anak, yang bergantung pada kecerdasan anak,” ujar dr. Amir.
Neuroparenting juga berguna bagi orang tua, untuk mengawai para anak-anak agar tetap patuh kepada orang tua.
Pada dasarnya otak anak bertumbuh pasti melalui sebuah proses dan pastinya bertahap.
Maka dari itu peran orang tua sangat berguna untuk memberi stimulus untuk membantu perkembangan otak anak.
Sehingga otak anak dapat dan bertumbuh dengan baik, dan anak juga menjadi cerdas.
Baca Juga: Aneka Stimulasi Otak Anak Agar Seimbang dan Berfungsi Optimal
Beberapa orang menilai, jika pada saat mempelajari mengenai parenting atau pengasuhan anak mereka tidak mendapatkan pelajaran apa-apa.
Namun hal ini ditentang oleh dr. Amir yang mengatakan jika otak kita sudah mengatur bagaimana cara kita untuk merawat anak nantinya.
“Bagi beberapa orang mengatakan jika parenting tidak ada ilmunya. Salah satu ilmunya adalah otak itu menyimpan satu ilmu untuk mengasuh dan mendidik anak-anak kita. Dalam human brain development, ditemukan jika otak kita itu berkembangnya tahap demi tahap. Biasanya pertumbuhannya dimulai dari 0-21 tahun atau bahkan 24-25 tahun jika mengalami perlambatan,” ujar dr. Amir.
Seperti yang kita ketahui, jika otak bukan saja akan bertumbuh tetapi berkembang juga.
Biasanya sejak kecil otak kita akan terung mengalami perkembangan hingga usia kurang lebih 50 tahun.
Pada saat kita menginjak usia 50 tahun, otak kita akan mulai mengalami yang namanya penurunan.
Karena pada tahapan proses belajar maka dari itu seharusnya kita tidak memaksakan apa yang kita inginkan dapat dilakukan anak dengan baik.
Maka dari itu penting bagi orang tua untuk mengetahui neuroparenting, agar orang tua memahami bagaimana tahapan perkembangan saraf otak anak.
Sehingga saat hendak mengajari anak, kita mengetahui apa yang terbaik dan tepat untuk anak kedepannya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR