Nakita.id – Bagi sebagian orang, menonton TV menjadi ritual yang wajib dilakukan sebelum tidur.
Pasalnya, mereka baru bisa tidur kalau ada suara-suara didekatnya.
Suara TV saat tidur bisa berfungsi sebagai white noice yang menyenangkan sekaligus menenangkan, karena dapat meredam gangguan lain.
Efek relaksasi yang muncul saat tidur dengan TV menyala ini mungkin menjelaskan mengapa banyak orang sering melakukan hal ini.
Apakah Moms salah satunya?
Tapi kalau terus-terusan seperti ini, alih-alih membuat tidur nyenyak malah kepikiran karena tagihan listrik membengkak tiap bulannya.
Kalau Moms atau bahkan Dads di rumah masih melakukan kebiasaan ini, sebaiknya harus segera dikurangi ya karena dapat berdampak bagi kesehatan seperti berikut ini.
Menganggu Jam Internal
Seperti yang diketahui, TV merupakan alat elektronik yang memancarkan cahaya biru yang dapat menganggu tidur, ritemu sirkadian, dan keseimbangan tidur, seperti yang dikatakan Ahli Tidur, Wendy Troxel, PhD, seorang ilmuwan perilaku dan sosial senior di RAND Corporation, seperti yang dilansir dari Livestrong.
Bahkan menurut Harvard Health Publishing, cahaya biru tersebut menghalangi produksi melatonin tubuh, hormon yang membantu mengatur ritme sirkadian.
Tidak perlu banyak cahaya untuk mengacaukan kadar melatonin. Sinar kecil yang dipancarkan dari lampu meja dapat mempengaruhi Moms.
Menganggu Kualitas Tidur
Ketika Moms menonton acara TV sebelum tidur, kemungkinan besar akan membuat Moms terjaga sepanjang malam hingga membuat sering terbangun nantinya.
Seperti yang disimpulkan oleh studi Behavioral Sleep Medicine bahwa orang yang menggunakan media seperti TV untuk tertidur memiliki waktu tidur yang lebih lambat.
Apabila ini terus-terusan terjadi maka akan rentan mengalami masalah yang berhubungan dengan kesehatan seperti risiko depresi, diabetes, dan masalah kardiovaskular yang lebih besar.
Gangguan tidur yang sering itu juga dapat memengaruhi fungsi harian.
Contoh kasus: Sebuah studi September 2014 di Psikologi dan Penuaan menemukan bahwa orang dengan tidur yang terganggu memiliki kinerja kognitif yang lebih buruk di siang hari dibandingkan dengan mereka yang tidur terus menerus sepanjang malam.
Dapat Menyebabkan Konflik dengan Pasangan
Masalah TV ini dapat terjadi terutama Moms memiliki TV yang memang diletakkan di kamar.
Apabila hanya Dads yang memiliki kebiasaan ini sementara Moms tidak tentunya ini akan memunculkan perdebatan. Perilaku sebelum tidur dan tidur saling bergantung.
Tentu ini dapat menyebabkan konflik dan kebencian dalam hubungan.
Meskipun untuk menghentikan kebiasaan ini sulit, Moms dapat menguranginya sedikit demi sedikit.
Jika Moms bersandar pada TV untuk menengkan white noice, batasi volume pada jam-jam sebelum tidur.
TV pada pengaturan volume rendah cenderung tidak mengejutkan Anda dari tidur dan menyabot siklus tidur Anda.
Cara lain untuk mendapatkan kebisingan sekitar adalah dengan mendengarkan musik yang menenangkan atau podcast sebelum tidur.
Sebuah studi Maret 2020 di JMIR Mental Health menemukan bahwa rangsangan pendengaran (seperti mendengarkan lagu) tidak berdampak negatif pada waktu tidur dengan cara yang sama seperti rangsangan visual.
Tapi ingat, aturan yang sama masih berlaku untuk podcast: jaga konten tetap tenang dan ringan. Itu berarti tidak ada misteri pembunuhan yang membingungkan atau sci-fi yang gemilang untuk membuat Moms tetap terjaga hingga larut malam.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR