Nakita.id - Tahun ini adalah kali ketiga kita melaksanakan ibadah puasa di tengan situasi pandemi Covid-19.
Di akhir tahun 2021, varian Omicron ditemukan bahkan merebak sampai Indonesia.
Seiring dengan ditemukannya varian dan mutasi baru, gejala baru juga dialami oleh beberapa penderita Covid-19.
Bahkan, gejala tersebut masih dirasakan setelah dinyatakan negatif dari Covid-19.
Situasi ini dinamakan dengan long covid.
Mereka yang mengalami long covid menderita gejala yang hampir sama dengan Covid-19 seperti kesulitan mencium aroma (anosmia) dan mengecap rasa.
Bahkan, beberapa dari studi menunjukkan bahwa long covid juga digejalai dengan kesulitan berkonsentrasi.
Tahukah Moms, bahwa sebenarnya hal ini ada solusinya, lo.
Sekelompok peneliti dari Eropa berhasil membuktikan bahwa berpuasa bisa mengurangi gejala long covid. Bagaimana bisa?
Sebuah penelitian dilakukan oleh sebuah klinik yang khusus meneliti tentang dampak kesehatan dari puasa, yaitu Buchinger Wilhelmi Clinic.
Klinik yang berbasis di Spanyol dan Jerman ini berhasil melakukan observasi terhadap beberapa penderita long covid.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Buchinger Wilhelmi Clinic, setelah beberapa hari berpuasa, penderita long covid mengalami beberapa kemajuan.
Alasannya dijelaskan oleh dokter sekaligus ahli kesehatan, dr. Eva Lischka.
Lischka menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi alasan bagaimana puasa bisa mengatasi anosmia.
Pertama, selama berpuasa sistem metabolisme kita kembali membaik.
Ketika berpuasa, tubuh kita memiliki pola makan yang jauh lebih teratur dan baik.
Hal inilah yang menyebabkan kadar gula dan tekanan darah kembali menjadi stabil.
Tak hanya itu saja, kadar lemak dalam tubuh juga berangsur berkurang.
Menurut pengamatan Lischka, karena metabolisme tubuh secara keseluruhan, hal ini jadi pengaruh untuk kesembuhan penderita Covid-19.
Kondisi kesehatan yang menurun karena long covid menjadi lebih cepat untuk pulih.
Kedua, berpuasa mampu untuk mengurangi inflamasi.
Banyak yang belum mengetahui bahwa ternyata berpuasa bisa juga dianggap sebagai obat rumahan bagi Moms yang mengalami peradangan karena Covid-19.
Seperti yang kita ketahui, ada beberapa dampak peradangan yang dihasilkan dari berpuasa.
Misalnya, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan lain-lain.
Sebab, selama berpuasa, kita cenderung memerhatikan apa yang kita konsumsi.
"Melalui perubahan pola makan dan asupan nutrisi yang baik selama berpuasa, bisa memulihkan kembali gejala-gejala long covid karena infeksi Covid-19," jelas Lischka, melalui kanal YouTube Buchinger Wilhelmi Clinic.
Menurutnya, kehilangan kemampuan mengingat dengan baik, sering kelelahan, napas terengah-engah, merupakan ciri-ciri long covid yang bisa diatasi dengan berpuasa.
Ketiga, terjadi regenerasi struktur sel dalam tubuh.
Inilah yang tidak kalah pentingnya dibandingkan aspek yang sebelumnya.
Menurut penelitian Lischka, ada banyak sel tubuh yang rusak karena Covid-19. Namun dengan melakukan puasa, sel tubuh yang rusak tersebut ternyata lebih cepat diperbarui oleh tubuh.
Dengan begitu, long covid yang dialami oleh Moms akan lebih cepat untuk sembuh, karena sel tubuh yang rusak kembali diperbarui.
Biasanya, long covid yang dialami mantan penderita Covid-19 digejalai dengan berikut ini:
1. Rasa letih berlebihan
2. Napas terengah-engah
3. Kesulitan untuk tidur dan berkonsentrasi
4. Sakit di bagian dada
Agar lebih maksimal, long covid mampu diatasi apabila Moms melakukan beberapa hal ini selama puasa:
1. Mengonsumsi makanan sehat dan bukan junk food
2. Pilih menu makanan dengan kandungan antioksidan
3. Dilakukan setidaknya selama 15 hari
Menurut pengamatan yang dilakukan oleh dr. Eva Lischka konsumsi asupan antioksidan selama bulan puasa membantu pemulihan agar lebih cepat.
Long covid semakin marak semenjak lebih banyak orang terpapar varian Omicron.
Hal ini tak hanya membuat kinerja seseorang menjadi menurun, namun juga membuat seseorang menjadi stres.
Apabila ingin kondisi tubuh pulih dari long covid, puasa di bulan Ramadhan bisa jadi solusinya. Dengan begitu, segala macam gejala long covid akan berangsur berkurang.
Untuk mengetahui penjelasan tentang puasa bisa mengatasi anosmia, cek halaman 2. (*)
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR