Melansir dari Psycom, penyebab utama seseorang mengalami post-holiday synrome adalah adanya penurunan hormon adrenalin.
Psikolog klinis yang berbasis di Princeton, NJ, Dr. Eileen Kennedy-Moore mengatakan bahwa penghentian hormon stres secara tiba-tiba setelah peristiwa besar seperti liburan dapat berdampak besar pada kesehatan biologis dan psikologis kita.
Namun pada dasarnya ini adalah cara otak untuk kembali memulihkan dan menyesuaikan diri ke dalam rutinitas normal.
Melansir Very Well Mind, meskipun gejala ini tidak sampai merujuk pada depresi, namun emosi yang terlibat dalam post-holiday syndrome bisa sangat beragam.
Gejala post-holiday syndrome dapat berupa :
Merasa cemas, susah tidur atau imsomnia, mudah marah, kehilangan motivasi, suasana hati buruk, kesulitan berkonsentrasi, hingga stres.
Segala perasaan yang bergumul ini tentu dapat menganggu Moms dalam menjalani kehidupan normal.
Apapun gejala yang menyertai ini, Moms harus segera mengatasinya supaya tidak terjebak dalam perasaan ingin kembali ke masa liburan yang menyenangkan.
Menjaga Kesehatan Diri
Dalam upaya untuk mengembalikan lagi mood seusai liburan dan bersiap ke hari yang normal maka Moms perlu menata kembali gaya hidup yang sehat. Makan yang bergizi, tidur yang cukup dan berolahraga adalah kunci penting dalam hal ini. Perbanyak asupan ikan, biji-bijian, cokelat hitam dan teh hijau untuk memerangi stres.
The Sleep Foundation mengatakan kualitas tidur yang buruk dapat berkontribusi pada penurunan suasana hati. Itu sebabnya, tidur yang cukup dapat mengendalikan masalah emosi ini.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR