Nakita.id - Supaya tidak berlarut-larut, begini cara mengatasi rasa sedih pengidap thalasemia.
Didiagnosis mengidap penyakit kronis memang bukan perkara yang mudah diterima oleh sebagian besar orang.
Apalagi, jika yang didiagnosis memiliki penyakit kronis itu seorang anak, pasti akan semakin sulit diterima.
Bukan hanya anak yang sulit menerimanya, orangtua pun cenderung akan shock.
Salah satu penyakit kronis yang banyak diderita anak kecil adalah kelainan darah atau thalasemia.
Ketika anak ketahuan mengidap thalasemia, mungkin perasaannya akan campur aduk.
Mungkin perasaan yang pertama kali akan muncul adalah sedih.
Sedih karena anak akan merasa berbeda dengan teman-teman sebayanya akibat penyakit tersebut.
Merasa sedih karena nantinya anak akan mengalami banyak keterbatasan akibat penyakit thalasemia yang dideritanya.
Rasa sedih yang muncul sebenarnya wajar-wajar saja, Moms.
Karena, menerima kenyataan mengidap thalasemia memang bukan perkara yang mudah.
Pasalnya, penyakit ini sulit untuk disembuhkan dan pengobatannya seumur hidup.
Meski wajar, rasa sedih yang berlebihan juga tak boleh dibiarkan begitu saja.
Anna Surti Ariana, S.Psi., M.Si., Psi Psikolog Klinis Anak dan Keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI Depok, Jawa Barat, mengatakan para pengidap thalasemia memang mudah sekali mengalami sedih.
Akan tetapi, ketika pengidap thalasemia merasakan sedih, bukan berarti orang-orang di sekitarnya harus menghentikan kesedihan itu dan memaksa ia untuk gembira.
Bagi Anna, para pengidap thalasemia tak ada salahnya mengalami rasa sedih tersebut.
"Justru penting sekali untuk mengalami dulu rasa sedih tersebut supaya nantinya dia bisa melewati masa itu dengan lebih baik lagi. Kalau rasa sedihnya justru ditahan-tahan, maka akan mengalami kesulitan dan ketika gembira tidak benar-benar gembira, karena masa sedihnya belum betul-betul lewat," ungkap Anna dalam wawancara ekslusif bersama Nakita, Jumat (6/5/2022).
Baca Juga: Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Pengidap Thalasemia
Nah, ketika pengidap thalasemia merasa sedih, hal yang harus dilakukan keluarga atau orang-orang di sekitarnya adalah memvalidasi emosinya tersebut.
"Ketika dia sedang merasa sedih maka keluarga bisa melakukan validasi emosi. Misalnya, bisa mengatakan, ‘Sedih sekali ya kamu disebutkan oleh dokter mengalami thalasemia' atau 'Kami juga ikut sedih karena dokter mengatakan seperti itu’ anak jadi tahu bahwa emosi yang dirasakannya itu memang benar ada dan dialami oleh keluarganya," sambung Anna.
Apabila sudah berhasil memvalidasi emosi pengidap thalasemia, maka Moms bisa bantu Si Kecil untuk menerima segala keterbatasan yang ia alami.
Serta, masalah-masalah berat yang mau tak mau mereka harus hadapi.
Nina menyarankan, supaya para orangtua mampu membantu anak mengatasi stigma sosial.
"Anak juga perlu dibantu untuk mengatasi stigma sosial. Misalnya, ada orang yang mengatakan ‘Ih kok kasihan banget sama dia mengalami thalasemia’ itu kan tidak menyenangkan ya, maka keluarga bisa membantu supaya anak bisa lebih diterima dengan lingkungannya," kata Anna.
Kemudian, para orangtua juga harus memastikan apakah diri sendiri sudah benar-benar menerima segala kekurangan yang dimiliki anak atau belum.
Jika belum, orangtua harus segera mencari cara bagaimana menerima segala kekurangan yang ada di diri anak. Dengan begitu, orangtua juga lebih kuat dan bisa bantu Si Kecil mengatasi rasa sedihnya.
Untuk melihat kembali cara mengatasi rasa sedih pada anak pengidap thalasemia, cek halaman 2. (*)
Baca Juga: Hari Thalassemia Sedunia, Yuk Kenali Penyebab dan Jenis-jenisnya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR