Nakita.id - Bagaimana tahapan imunisasi anak yang benar? Sudah saatnya Moms ketahui.
Sebagai orangtua, tentu harus memahami bagaimana caranya agar sistem imunitas anak bisa kuat.
Apalagi, sistem imunitas bayi masih belum terlalu kuat.
Salah satu cara untuk meningkatkan imunitasnya adalah dengan vaksinasi atau imunisasi.
Perlu diingat, selama 2 tahun pertama anak perlu diberikan beberapa jenis imunisasi.
Tentunya, imunisasi ini diberikan secara bertahap. Tahapan inilah yang perlu ditaati oleh Moms, sehingga sistem imunitas anak bisa tetap sempurna.
Berikut adalah tahapan imunisasi anak yang baik dan benar, sesuai dari anjuran dokter spesialis anak.
1. Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B diberikan pertama kali pada saat anak baru saja lahir.
Seperti dengan namanya, imunisasi Hepatitis B ini diberikan untuk mencegah anak dari penyakit hepatitis B.
Kapan vaksin hepatitis B ini harus diberikan?
Menurut dr. Tien Budi Febriani, dokter spesialis anak yang aktif bekerja di Jogja International Hospital, vaksin Hepatitis B untuk bayi diberikan 24 jam setelah lahir.
"Vaksin hepatitis B ini sudah harus diberikan pada hari ke-0," kata dr. Tien, melalui wawancara eksklusif bersama Nakita.id pada Senin, 9 Mei 2022.
Tenaga kesehatan yang merawat bayi akan memberikan vaksin Hepatitis B.
Setelah itu, vaksin Hepatitis B akan diberikan lagi sebanyak 3 kali lagi pada usia anak yang ke 2, 3, dan 4 bulan.
Sehingga, total pemberian vaksin Hepatitis B pada bayi adalah 4 kali.
2. BCG
Setelah vaksin Hepatitis B diberikan, anak wajib mendapatkan vaksin BCG.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat, Ini Manfaat Pemberian Vaksin BCG dan Polio untuk Si Kecil
"Untuk selanjutnya anak diberikan vaksin BCG, yaitu untuk mencegah TBC atau tuberkulosis," jelas dr. Tien.
Dari penjelasan dokter yang juga aktif mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, D. I. Yogyakarta ini, vaksin BCG akan diberikan di hari pertama dan hari kedua.
Penyakit tuberkulosis memang menjadi perhatian ahli kesehatan di seluruh dunia.
Melansir dari NCBI, prevalensi atau kelaziman penderita tuberkulosis pada anak setidaknya 10 hingga 20 persen di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Tuberkulosis dianggap bisa tertangani apabila hanya menyebar 2 hingga 3 orang per tahunnya.
Namun, jika tidak ditangani dengan benar bisa menular pada 10 hingga 13 orang pertahunnya.
3. DPT, Hib, dan Polio
Setelah itu, pada usia menginjak 2 bulan, anak mulai diberikan 3 vaksin sekaligus, yaitu DPT, Hib, dan polio.
Perlu diketahui, vaksin DPT diberikan untuk mengatasi difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
Mengacu pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan, vaksin DPT dan Hib akan diberikan berbarengan dengan vaksin lanjutan Hepatitis B (HB).
Vaksin gabungan DPT-HB-Hib diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan anak, bersamaan dengan vaksin polio.
Vaksin polio yang tersedia di Indonesia ada dua jenis, yaitu vaksin tetes dan vaksin suntik.
Vaksin tetes polio diberikan dengan memberikan cairan vaksin yang dikonsumsi anak.
"Apabila vaksin di Puskesmas atau menerima vaksin dari Pemerintah, biasanya mendapatkan vaksin yang suntik," kata dr. Tien, menjelaskan mengenai tahapan imunisasi anak pada tim Nakita.id.
Vaksin DPT-HB-Hib lanjutan akan diberikan setelah anak menginjak usia 12 bulan.
Perlu diketahui, vaksin Hib diberikan untuk mencegah penyakit Haemophilius influenza tipe B.
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilius Influenza yang datang dari droplet penderita.
Baca Juga: Orangtua Harus Apa Jika Anak Terlambat Imunisasi? Dokter Spesialis Anak Sarankan Ini
Bakteri ini menginfeksi saluran pernapasan anak dan bisa berdampak kematian.
4. Campak dan Rubella
Terakhir, anak diberikan vaksin MR (measles and rubella) atau yang lebih dikenal dengan imunisasi campak dan rubella.
Imunisasi ini akan diberikan untuk yang pertama kali saat anak sudah berusia 9 bulan. Setelah itu, diberikan lagi untuk kedua kalinya pada saat anak berusia 12 bulan, bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib lanjutan.
Itulah tadi tahapan imunisasi anak yang tepat. Sebaiknya jangan sampai tidak diberikan vaksin sama sekali.
"Jika tidak diberikan, risikonya tentu anak akan mudah terjangkit penyakit-penyakit tadi," kata dr. Tien.
Jika mengalami keterlambatan, ada baiknya jika Moms dan Dads langsung berkonsultasi pada dokter anak yang mengetahui riwayat medis anak.
Dengan begitu, sistem imunitas anak bisa kuat dan tidak terjangkit penyakit, terutama Hepatitis B, tuberkulosis, DPT, polio, Hib, campak, dan rubella.
Nah, itu dia Moms tahapan imunisasi anak yang baik dan benar sesuai dari anjuran dokter spesialis anak.
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR