Untuk pria dan wanita, konsumsi minuman dengan pemanis buatan juga menurunkan kadar hormon yang terkait dengan rasa kenyang.
Minuman tersebut tidak hanya tidak efektif dalam meningkatkan perasaan kenyang, tetapi juga menyebabkan peserta menjadi lebih lapar.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemanis non nutrisi dapat meningkatkan nafsu makan karena tubuh mengasosiasikan rasa manis dengan kalori dan energi.
Tidak heran kalau setelah meminum makanan manis, kita akan merasa lapar.
Sementara itu, penggunaan pemanis buatan lebih banyak digunakan, lantaran dinilai lebih ekonomis jika harus menggunakan gula asli.
Namun, terlalu banyak pemanis tersebut, terutama dalam bentuk pekat seperti yang ditemukan dalam minuman, dapat memicu masalah.
Hooper menambahkan, selain meningkatkan rasa lapar beberapa alkohol gula seperti sorbitol dan xylitol dapat menyebabkan diare dan gembung.
Eloi Chazelas, PHD(C) anggota Tim Peneliti Epidemiologi Nutrisi di Sorbonne Universitas Paris Nord masih dikutip dari Very Well Fit, menunjukkan studinya yang menunjukan minuman manis tidak sesehat yang dipikirkan orang, lantaran dikaitkan dengan kesehatan jantung.
Para peneliti mensurvei sekitar 104.000 peserta tentang pilihan makanan mereka selama periode 18 bulan, termasuk jenis minuman, dan membandingkan data tersebut dengan kejadian kardiovaskular dalam kelompok itu dalam jangka waktu 10 tahun.
Mereka menemukan bahwa mereka yang paling sering mengonsumsi minuman manis dan minuman dengan pemanis buatan memiliki kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi jenis minuman tersebut.
Namun, belum ada bukti yang jelas tentang bagaimana minuman pemanis buatan ini mempengaruhi proses kardiometabolik.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR