Nakita.id – Minum air putih sudah menjadi salah satu hal yang harus diutamakan untuk mendapatkan tubuh yang sehat.
Meski demikian, adakalanya Moms ingin mencoba minuman manis yang dijual di minimarket yang tampak menyegarkan dari lemari es tembus pandang.
Berawal dari rasa ingin mencoba, namun hal ini lama kelamaan berujung menjadi sebuah kebiasaan.
Konsumsi minuman manis sesekali mungkin tidak akan menimbulkan kerugian, kecuali jika minum terus menerus dalam jangka panjang.
Hanya saja, tahukah Moms, kalau minuman ini dapat membuat rasa lapar?
Menurut penelitian di JAMA Network Open, minuman yang mengandung pemanis buatan sebenarnya bisa meningkatkan keinginan makan.
Efek ini tentu sangat dihindari oleh mereka yang berjuang melawan obesitas karena minuman manis dapat membuat rasa lapar.
Melansir dari Very Well Fit, peneliti telah melakukan penelitian yang mengandung pemanis buatan.
Meliputi pemanis non nutrisi pengganti gula seperti aspartam, sakarin, sucralose dan Rebaudioside-A. Semua produk ini menambah rasa manis pada produk tanpa kalori.
Ahli diet terdaftar Melissa Hooper, RD, dari Bite Size Nutrition mengatakan bahwa ketika tubuh tidak mendapatkan kalori yang diharapkan saat memiliki rasa manis itu, maka dapat menyebabkan seorang mengonsumsi lebih banyak untuk mendapatkannya lagi.
Sebuah studi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas otak yang berhubungan dengan nafsu makan dan mengidam makanan setelah peserta penelitian konsumsi minuman manis.
Untuk pria dan wanita, konsumsi minuman dengan pemanis buatan juga menurunkan kadar hormon yang terkait dengan rasa kenyang.
Minuman tersebut tidak hanya tidak efektif dalam meningkatkan perasaan kenyang, tetapi juga menyebabkan peserta menjadi lebih lapar.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemanis non nutrisi dapat meningkatkan nafsu makan karena tubuh mengasosiasikan rasa manis dengan kalori dan energi.
Tidak heran kalau setelah meminum makanan manis, kita akan merasa lapar.
Sementara itu, penggunaan pemanis buatan lebih banyak digunakan, lantaran dinilai lebih ekonomis jika harus menggunakan gula asli.
Namun, terlalu banyak pemanis tersebut, terutama dalam bentuk pekat seperti yang ditemukan dalam minuman, dapat memicu masalah.
Hooper menambahkan, selain meningkatkan rasa lapar beberapa alkohol gula seperti sorbitol dan xylitol dapat menyebabkan diare dan gembung.
Eloi Chazelas, PHD(C) anggota Tim Peneliti Epidemiologi Nutrisi di Sorbonne Universitas Paris Nord masih dikutip dari Very Well Fit, menunjukkan studinya yang menunjukan minuman manis tidak sesehat yang dipikirkan orang, lantaran dikaitkan dengan kesehatan jantung.
Para peneliti mensurvei sekitar 104.000 peserta tentang pilihan makanan mereka selama periode 18 bulan, termasuk jenis minuman, dan membandingkan data tersebut dengan kejadian kardiovaskular dalam kelompok itu dalam jangka waktu 10 tahun.
Mereka menemukan bahwa mereka yang paling sering mengonsumsi minuman manis dan minuman dengan pemanis buatan memiliki kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi jenis minuman tersebut.
Namun, belum ada bukti yang jelas tentang bagaimana minuman pemanis buatan ini mempengaruhi proses kardiometabolik.
Ini mungkin terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor seperti mikrobiota usus yang berubah, peningkatan lemak perut, atau gangguan regulasi glukosa.
Hopper kemudian menyarankan untuk memperlakukan minuman dengan pemanis buatan dengan cara yang sama seperti minuman manis lainnya.
Yakni, boleh dikonsumsi sesekali daripada harus meminum ini secara teratur. Apalagi, mengingat dampak jangka panjang yang ditimbulkan.
Minuman dengan pemanis buatan dapat menyebabkan lebih banyak mengidam makanan, sehingga membuatnya kurang ideal bagi mereka yang mencoba mengatur berat badan.
Untuk melihat kembali penjelasan minuman dengan pemanis buatan dapat meningkatkan rasa lapar, cek halaman 2. (*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR