Mereka melakukan pengamatan terhadap hewan yang makan kapanpun dan sebanyak yang mereka mau.
Sementara sisanya, hewan yang diberi makanan dengan pembatasan kalori pada waktu tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa hewan yang makan di siang hari hidup hampir 20% lebih lama daripada mereka yang tidak dibatasi waktu dan seberapa banyak makan.
Mereka menemukan bahwa mereka yang makan di siang hari hidup hampir 20% lebih lama daripada mereka yang makan kapan pun dan apa pun yang mereka inginkan.
Naik hingga 35% bagi mereka yang makan selama fase aktif hari itu.
Seorang dokter dan ilmuan Onyx Adegbola, MD PhD, mengatakan ketika makan lebih awal, tubuh memiliki banyak waktu untuk mencerna makanan dan menggunakan energi dari makanan itu.
Di sisi lain, ketika makan larut malam, tubuh mencoba mencerna makanan saat tidur, dimana ini dapat menyebabkan masalah seperti gangguan pencernaan dan refluks asam.
Adegbola juga mencatat bahwa jam alami tubuh, atau ritme sirkadian, diatur oleh pelepasan hormon tertentu dan juga dipengaruhi oleh waktu seseorang makan.
Rupanya, sel-sel tubuh menggunakan lebih sedikit energi ketika mereka tidak bekerja keras.
Sehingga mereka mengumpulkan lebih sedikit kerusakan ketika mereka tidak banyak digunakan.
Di luar itu, Adegbola menjelaskan bahwa ritme sirkadian adalah jam internal yang mengatur kapan kita merasa waspada atau mengantuk.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR