Namun, menurut Indri, kemungkinan besar toxic parenting disebabkan oleh orangtua yang mempunyai trauma, luka batin, kesedihan mendalam, atau bahkan kekerasan semasa hidupnya.
"Atau bahkan, dia pernah mengalami toxic parenting sejak kecil," katanya.
"Karena itu (toxic parenting) bisa diturunkan tuh dari generasi ke generasi dan seakan-akan tidak selesai," jelasnya.
Ada juga yang disebabkan oleh ambisi orangtua yang tidak selesai, sehingga kemudian diproyeksikan ke anak.
Meski tujuannya baik, lanjut Indri, orangtua secara tidak sadar memaksakan kehendak pada anak.
Dampak Bahaya jika Toxic Parenting Dibiarkan
Apabila toxic parenting diterapkan terus, Indri menyampaikan bahwa dampaknya bisa berkepanjangan sampai dewasa nanti.
"Itu lukanya ada terus sampai sekarang," sebutnya.
"Jadinya apa? Sebagian besar sumber stres klien yang mengalaminya itu dari ibu kandung sendiri. itu ironi ya," ungkap Indri.
Menurut Indri, mungkin ada pola asuh yang tidak segat.
Akibatnya, anak bisa cemas berlebihan, panik, depresi, self-harm, hingga muncul keinginan bunuh diri.
Baca Juga: 4 Gaya Pola Asuh Anak, 3 di Antaranya Sebaiknya Tak Dilakukan di Rumah
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR