Bisa saja anak masih kenyang kala disuruh makan? Oleh karena itu, jangka waktu pemberian makan juga harus diperhatikan.
Apalagi bila orangtua juga menyediakan snack-snack atau camilan di antara waktu makan utama, hingga kala ia harus benar-benar makan, perutnya sudah merasa "penuh".
Suasana makan yang terburu-buru membuat anak berada dalam situasi terpaksa. Misalnya, Moms cuma punya waktu sedikit untuk menemani anaknya makan karena harus berangkat ke kantor.
Masalahnya mungkin waktu yang tersedia itu memang tak cukup bagi si anak.
Jadi, jika orangtua hanya punya waktu sedikit, ya, jangan menyuapi anak karena hanya akan membuatnya makan dalam keadaan terpaksa hingga ia merasa tak ada kesenangan sama sekali.
Kalau situasi ini terjadi terus-menerus, bukan tak mungkin aksi protesnya ditunjukkan lewat mengemut makanan.
Kala sedang tumbuh gigi, bisa saja anak makan dengan cara mengemut. Mungkin, kala makanan menyentuh gusinya, ia merasa sakit atau tak nyaman, atau mungkin ada makanan yang menyangkut, dan lain-lain.
Secara fisik, ketidaknyamanan karena gigi yang sedang bertumbuh ini memang kerap mengganggu anak-anak. Hanya saja Si Kecil belum bisa menceritakannya.
Mengemut juga bisa disebabkan anak mengalami penyakit/infeksi yang tak diketahui orangtua, semisal sakit gigi atau sariawan.
Kala sakit gigi, anak akan merasa sakit saat mengunyah dan menelan. Akhirnya, diemutlah makanan yang masuk ke mulutnya.
Namun bila penyebabnya sakit, kebiasaan ini hanya bersifat temporer. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Dampak Negatif Mengemut Makanan
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR