Nakita.id – Banyak yang belum tahu, inilah penyebab anak mengemut makanan.
Penyebab anak mengemut makanan penting diketahui para orangtua.
Dengan mengetahui, penyebab anak mengemut makanan, Moms bisa mencegahnya ketika Si Kecil melakukannya.
Setelah melewati usia setahun, makin banyak hal yang menarik perhatian anak. Terlebih, gerakan psikomotoriknya makin beragam, hingga ia makin punya banyak cara untuk memuaskan kebutuhannya.
Ia pun lebih memahami, ketimbang bulan-bulan pertama kehidupannya, di masa batita ini makin banyak sarana yang bisa memenuhi rasa nyamannya.
Jadi, bila selama ini ia merasa nyaman setelah diberi minum atau makan saja, sekarang ia punya pilihan lebih banyak. Apalagi, bila anak tak menganggap makan sebagai suatu hal menyenangkan, ia mudah teralihkan.
Bahkan, karena terlalu asyik dengan hal lain, ia bisa lupa kalau di mulutnya masih ada makanan. Bisa juga anak makan karena takut dimarahi, hingga ia hanya melaksanakan kewajibannya membuka mulut dan mau disuapi.
Selanjutnya, karena ia tak menemukan enaknya makan, ia hanya mengemutnya.
Meski kelihatannya sepele, hal tersebut sebaiknya tidak dibiarkan terus-menerus, Moms. Maka dari itu, Moms perlu mengetahui apa yang menjadi penyebab anak mengemut makanan.
Melansir dari Tabloid Nakita, berikut ini tujuh penyebab anak mengemut makanan.
Bila orangtua tak mengajarkan cara makan yang benar sejak anak mengenal makanan padat, tak perlu kaget bila Si Kecil akan mengemut makanannya.
Baca Juga: Ini Kiat Agar Anak Tak Mengemut Makanan
Seperti diketahui, ada tahapan pemberian makanan pada anak, dari makanan cair ke semi padat, lalu padat.
Tentunya, mengonsumsi makanan padat berbeda dengan mengisap ASI atau mengedot susu botol.
Makanan padat perlu dikunyah dulu baru ditelan, dan perlu gerakan lidah serta rahang sedemikian rupa hingga makanan bisa masuk ke kerongkongan.
Nah, kebiasaan mengemut akan terjadi kalau anak tak diajarkan cara makan seperti itu. Biasanya dimulai ketika anak mengenal makanan padat, sekitar usia 8 bulan ke atas hingga usia sekitar 2-3 tahun.
Celakanya, beberapa orangtua yang merasa putus asa menghadapi anaknya makan dengan cara diemut, lalu memberi kompensasi berupa pemberian cairan/susu.
Padahal, cara ini tak menyelesaikan persoalan. Setelah gigi anak keluar dan lengkap, ia tetap belum bisa makan dengan baik karena tak tahu bagaimana cara makannya: apakah harus langsung ditelan, dilepeh, atau diisap.
Padahal, memaksa anak untuk makan justru bisa mengundang anak mengemut makanannya. Dengan kata lain, anak mengemut makanan sebagai bentuk protes karena makan bukan kegiatan yang menyenangkan baginya.
Sebagian pakar perkembangan melihat, kesulitan makan pada anak akibat “dosa” orangtua yang kadang terlalu “perhatian” dengan pertumbuhan anaknya, hingga mereka menjejalinya dengan segala macam makanan bergizi.
Atau, mereka malah terlalu melindungi anaknya dari makanan keras dan susah dikunyah hingga anak tak belajar mengunyah, maupun terlalu lama membiarkan anak menggunakan dot hingga terbiasa mengisap dan mengemut.
Selera anak kecil relatif mudah berubah, misalnya hari ini suka soto, besok suka bakso.
Jadi, tak heran kalau ia tidak antusias melihat menu makanan yang dibuat ibunya atau pengasuh, karena sudah menduga tak ada yang istimewa, “Ah, paling-paling juga seperti kemarin.”
Baca Juga: Penyebab Anak Senang Mengemut Makanan
Bisa saja anak masih kenyang kala disuruh makan? Oleh karena itu, jangka waktu pemberian makan juga harus diperhatikan.
Apalagi bila orangtua juga menyediakan snack-snack atau camilan di antara waktu makan utama, hingga kala ia harus benar-benar makan, perutnya sudah merasa "penuh".
Suasana makan yang terburu-buru membuat anak berada dalam situasi terpaksa. Misalnya, Moms cuma punya waktu sedikit untuk menemani anaknya makan karena harus berangkat ke kantor.
Masalahnya mungkin waktu yang tersedia itu memang tak cukup bagi si anak.
Jadi, jika orangtua hanya punya waktu sedikit, ya, jangan menyuapi anak karena hanya akan membuatnya makan dalam keadaan terpaksa hingga ia merasa tak ada kesenangan sama sekali.
Kalau situasi ini terjadi terus-menerus, bukan tak mungkin aksi protesnya ditunjukkan lewat mengemut makanan.
Kala sedang tumbuh gigi, bisa saja anak makan dengan cara mengemut. Mungkin, kala makanan menyentuh gusinya, ia merasa sakit atau tak nyaman, atau mungkin ada makanan yang menyangkut, dan lain-lain.
Secara fisik, ketidaknyamanan karena gigi yang sedang bertumbuh ini memang kerap mengganggu anak-anak. Hanya saja Si Kecil belum bisa menceritakannya.
Mengemut juga bisa disebabkan anak mengalami penyakit/infeksi yang tak diketahui orangtua, semisal sakit gigi atau sariawan.
Kala sakit gigi, anak akan merasa sakit saat mengunyah dan menelan. Akhirnya, diemutlah makanan yang masuk ke mulutnya.
Namun bila penyebabnya sakit, kebiasaan ini hanya bersifat temporer. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Dampak Negatif Mengemut Makanan
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR