Nakita.id - Seiring bertambahnya usia, si Kecil tentu harus diajarkan memiliki keterampilan dan kebiasaan sendiri untuk mandiri.
Salah satunya kebiasaan makan.
Sejak mulai diperkenalkan dengan MPASI, Moms pasti memilih menyuapi si Kecil.
Ada berbagai alasan, misalnya agar tak berantakan, agar lebih cepat, dan lain sebagainya.
Tetapi hal ini tak baik jika dilakukan terus-menerus lho Moms.
Apalagi di usia batita, si Kecil biasanya mulai ingin makan sendiri.
Ketika orang tua belum mendukung dan tetap memilih menyuapi, artinya orang tua melakukan proteksi berlebihan, misalya mencegah agar pakaiannya tidak kotor, mencegah tangannya kotor, dan agar tidak makan berceceran.
Padahal sika tersebut justru membuat anak kurang percaya diri.
Akhirnya si Kecil tidak memiliki keinginan untuk makan sendiri dan ia memilih untuk makan hanya jika disuapi.
Selain itu, anak juga menganggap jika disuapi menjadi hal yang menyenangkan.
Hal ini karena biasanya orang yang membantunya makan akan mengajak makan sembari bermain.
Akhirnya, si Kecil menjadi tidak mau berlatih untuk makan sendiri dan ia memilih menunggu Moms atau Dads untuk menyuapi.
Oleh sebab itu, sejak awal Moms harus melibatkan si Kecil dalam proses makan.
Hal ini dilakukan untuk menjaga semangat si Kecil untuk makan.
Karena selain bermanfaat bagi dirinya sendiri, makan sendiri juga melatih kemandirian.
Ketika ia menolak untuk disuapi, Moms bisa membiarkannya begitu saja.
Hal ini karena si Kecil sebenarnya sudah bisa makan sendiri, walaupun makannya masih berantakan.
Oleh sebab itu, Moms tidak boleh lagi takut meja atau lantainya kotor atau berantakan.
Percayakan kepada anak, agar anak merasa mampu, dapat dipercaya orang tua, mandiri, bahkan untuk melatih kemampuan motorik halusnya.
Lalu bagaimana cara melatih anak agar mau makan sendiri?
Moms bisa mengajarkan si Kecil memegang alat makan dengan benar sembari dicontohkan.
Sesekali, Moms bisa memberi pujian jika si Kecil sudah berhasil melakukannya.
Baca Juga: Cara Mudah Mengajari Bayi Makan Sendiri
Seandainya sendok yang dipegang jatuh, Moms jangan memarahinya tetapi doronglah agar ia memegang sendok tersebut dengan tepat.
Selain itu, ketika nasi masuk ke dalam mulut, Moms bisa memberi tepukan yang artinya pertanda Moms menghargai upaya si Kecil. Akhirnya, ia akan lebih semangat makan sendiri.
Kemudian jika makanannya berantakan, Moms tidak perlu memarahinya. Moms bisa mengajak si Kecil memungut remahan atau tumpahan makanan agar si Kecil tahu bahwa makanan seharusnya tetap berada di piring.
Kita hendaknya tetap menempatkan diri dalam dunia bermain anak. Namanya juga bermain, tak salah jika si Kecil menganggap makanan yang ada di hadapannya adalah mainan.
Tak heran bila ia pun girang jika sendoknya jatuh dan berbunyi “treng”, hingga cenderung mengulanginya.
Jangan mendesaknya agar makan dengan cepat karena anak yang baru dilepas makan sendiri biasanya butuh waktu berlama-lama.
Lagi pula, belajar itu adalah proses, sehingga wajar jika membutuhkan waktu yang lama.
Moms harus terus memberi toleransi kepada anak yang makannya lama, sementara Moms dan Dads sudah selesai dan hendak membersihkan meja.
Jika si Kecil masih mau makan, beri perpanjangan waktu yang cukup. Namun jika batas waktunya sudah habis tetapi masih tetap bermain, Moms baru bisa menarik makanan agar si Kecil memahami adanya batasan waktu.
Buatlah si Kecil konsentrasi dengan makanannya, sehingga jika televisi menyala secara bersamaan, sebaiknya dimatikan dulu saat anak makan.
Memiliki kesibukan lain atau fokus di hal lain akan membuat si Kecil menolak makanan.
Baca Juga: Siapa Sangka, Anak yang Suka Makan Sendiri Ternyata Bisa Memiliki Motorik yang Bagus
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR