Nakita.id - Yuk, Moms ketahui perbedaannya mengalirya air ketuban dengan urine.
Sudahkah Moms ketahui dan pelajari gejala-gejala persalinan?
Gejala-gejala persalinan wajibnya diketahui sejak dini sehingga bisa langsung bertindak apabila Moms mengalaminya.
Kira-kira, apa saja sih yang menjadi gejala melahirkan?
Melansir dari NHS, hal yang paling umum terjadi adalah adanya kontraksi pada perut terus menerus.
Tak hanya itu saja, pecahnya ketuban juga menjadi salah satu gejala melahirkan.
Pecahnya ketuban ditandai dengan munculnya cairan dari vagina.
Seringkali, Moms masih bingung membedakan pecahnya ketuban dengan buang air kecil.
Perbedaan Pecahnya Ketuban dengan Urine
Sebenarnya, pecahnya ketuban dengan urine cukup mudah dibedakan.
Biasanya, mengalirnya urine dari saluran kencing cenderung mudah untuk ditahan, setidaknya sampai Moms sampai di toilet dan melepaskan celana dalam.
Namun, berbeda dengan pecahnya air ketuban yang cenderung sulit untuk ditahan.
Sehingga bisa saja pecahnya air ketuban terjadi begitu saja bahkan saat Moms berusaha untuk menahannya.
Tak hanya itu saja, melansir dari Healthline, hal ini bisa diketahui dari kekentalan cairan yang keluar.
Urine biasanya amat encer seperti air biasa.
Warnanya pun juga seringkali berwarna putih atau kuning pucat.
Berbeda dengan air ketuban yang berwarna lebih pucat dibandingkan urine dengan konsistensi yang lebih tebal.
Apabila Moms sudah mengetahui bahwa gejalanya nampak seperti pecahnya ketuban, segera bersiap ke fasilitas kesehatan untuk ditangani oleh dokter.
Kapan Harus Temui Dokter?
Jika sudah menemukan adanya gejala melahirkan seperti pecahnya ketuban, kontraksi pada perut, Dads wajib untuk membawa Moms ke dokter sesegera mungkin.
Setidaknya dalam kurun waktu 24 jam proses melahirkan akan segera dimulai.
Tapi, seringkali setelah pecahnya ketuban kontraksi tak juga muncul.
Biasanya, jika hal ini terjadi dokter akan menunggu setidaknya selama 36 hingga 72 jam.
Apabila setelah ditunggu tidak menunjukkan tanda-tanda kontraksi, dokter akan melakukan induksi.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat terjadinya kelahiran si Kecil.
Setelah pecah dan mengalirnya air ketuban, si Kecil akan rentan mengalami infeksi.
Maka dari itu, prosedur melahirkan perlu segera dilakukan.
Pecahnya ketuban umumnya terjadi pada usia kehamilan di 37 minggu.
Bagaimana jika pecahnya ketuban terjadi di bawah usia kehamilan 37 minggu?
Hal ini dinamakan dengan ketuban pecah dini. Apabila mengalami yang satu ini, akan segera dilakukan persalinan.
Untuk menghindari hal yang satu ini, Moms wajib untuk menjaga kebersihan kewanitaan dan menjaga kesehatan.
Itulah tadi beberapa hal yang perlu Moms ketahui soal pecahnya ketuban.
Gejalanya cenderung berbeda dengan buang air kecil, terutama pada kekentalan dan konsistensi cairannya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Healthline,NHS,Stanford Children's Health,What to Expect |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR