Semakin jauh usia kehamilan, semakin besar kemungkinan akan melahirkan dalam waktu 1 minggu setelah ketuban pecah.
Bayi yang lahir prematur memiliki peningkatan risiko masalah kesehatan dan mungkin perlu menghabiskan waktu di unit neonatal.
Risiko yang dapat terjadi ketika ketuban pecah dini berikutnya adalah prolaps tali pusat.
Kondisi ini adalah ketika tali pusar jatuh melalui leher rahim ke dalam vagina.
Komplikasi ini termasuk keadaan darurat yang dapat mengancam bayi, tetapi jarang terjadi.
Kondisi hipoplasia paru adalah ketika paru-paru gagal berkembang secara normal karena kekurangan cairan di sekitarnya.
Risiko ini lebih sering terjadi jika air ketuban pecah sangat dini pada kehamilan (kurang dari 24 minggu) saat paru-paru bayi masih berkembang.
Solusio plasenta adalah ketika plasenta terpisah sebelum waktunya dari rahim.
Jika hal tersebut terjadi dapat menyebabkan pendarahan hebat dan bisa berbahaya bagi ibu dan bayi.
Demikian adalah beberapa risiko yang dapat terjadi apabila ibu hamil mengalami ketuban pecah dini.
Ibu hamil biasanya akan disarankan untuk tinggal di rumah sakit selama 5 hingga 7 hari setelah ketuban pecah, untuk memantau kesehatan ibu dan bayi.
Baca Juga: Ketuban Pecah Tapi Tidak Ada Kontraksi, Apakah Berbahaya untuk Janin? Begini Penjelasannya
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR