Bertambah seiring usia meningkat
Di usia 2 bulan, bayi mulai bereaksi tersenyum bila dirinya merasa senang atau gembira.
Usia 3 bulan, ia bisa bereaksi dengan mengeluarkan bunyi-bunyi yang mengungkapkan kekesalan, bila dirinya kesal atau marah. Walau kadang juga diungkapkan dengan tangisan dan jeritan.
Usia 6-9 bulan sudah mengenal rasa takut. Bukankah saat itu ia sudah mengenal orang-orang di sekitarnya?
Hingga, bila ditinggal orang tuanya, ia akan merasa takut dan mulai mengeluarkan suara-suara ketakutan atau menangis.
Pokoknya, makin usia bayi meningkat, reaksi emosinya makin dapat dibedakan dan bertambah. Reaksi emosinya akan berkembang sejalan makin matang sistem saraf dan ototnya.
Misal, jika di usia 2 bulan emosi kegembiraanya diungkapkan dengan tersenyum saja, makin lama ia akan mengekspresikannya dengan mengeluarkan suara-suara ataupun tertawa.
Bila ia sudah bisa jalan dan berlari, reaksi gembiranya mungkin dilakukannya dengan cara melonjak-lonjak atau berlari-lari.
Demikian pula dengan emosi takut. Mungkin awalnya reaksi takutnya hanya dengan menangis, seolah dirinya tak berdaya dan seperti meminta tolong.
Makin bertambah usia dan motoriknya pun berkembang, ia bisa bersembunyi di balik tubuh ibunya, memeluk ibunya, menarik selimut untuk menutupi wajahnya, atau berlari menghindar dari sesuatu yang membuatnya takut.
Akan halnya rasa marah. Misal, di usia 6 –9 bulan kala bayi sudah mulai bisa melempar-lempar benda.
Baca Juga: Cara Menghadapi Pasangan Pemboros Tanpa Emosi, Ini 5 Hal yang Harus Moms Lakukan
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR