Tak seperti vitamin yang larut dalam air (bisa dibuang lewat keringat atau air seni), maka vitamin A yang larut dalam lemak bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh hingga akhirnya jadi toksik/racun.
Dampaknya, janin akan mengalami uroginital abnomali (gangguan sistem kencing dan kelamin); membuat cacat bentuk wajah, kepala (mikrosefali atau ukuran kepala kecil), dan jantung janin.
Maka dari itu, ibu hamil tak dianjurkan menambah dosis yang sudah diberikan dokter dengan cara menambah multvitamin sejenis.
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A sebanyak 800-2.100 IU (International Unit).
Jika lebih dari 10 ribu IU per hari, berisiko 5 kali cacat bayi dibandingkan bila konsumsinya kurang dari 5.000 IU per hari.
Jadi, cukup hanya dengan mengonsumsi vitamin yang sudah diresepkan dokter, plus makanan sumber vitamin A, baik hewani maupun nabati (merupakan pro-vitamin A atau beta karoten yang dapat diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh).
Menurut penelitian, kekurangan vitamin C pada ibu hamil bukan hanya berhubungan dengan terjadinya preeklampsia, tapi juga menyebabkan keguguran yang didahului dengan ketuban pecah sebelum waktunya.
Hal ini terjadi karena pecahnya membran sel dinding ketuban sebelum waktunya dan terjadinya preeklampsia.
Yang jelas, vitamin C memang memiliki banyak kelebihan penting bagi tubuh manusia. Vitamin C dapat mencegah kanker, penyakit jantung, dan stres.
Sebagai bagian dari sel kimia yang menyediakan energi, vitamin C penting untuk memproduksi sperma dan membuat protein kolagen yang membentuk tulang rawan, sendi, kulit dan peredaran darah.
Tak hanya itu, orang-orang yang darahnya mengandung vitamin C dalam tingkat cukup tinggi, mempunyai kesempatan hidup 6 tahun lebih lama dibanding mereka yang tingkat kandungan vitamin C dalam darahnya rendah.
Baca Juga: Bisa Dicoba Moms, Obat Alami Penambah Nafsu Makan Anak dalam Bentuk Vitamin
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR