Nakita.id – Penting bagi orangtua untuk mengetahui cara menyikapi pubertas anak berkebutuhan khusus.
Dengan kesiapsiagaan dan ketenangan, hal ini bisa menjadi waktu yang menyenangkan.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membantu menghadapi pubertas pada anak berkebutuhan khusus.
Pubertas terjadi rata-rata pada usia 12 tahun untuk perempuan dan 14 tahun untuk laki-laki.
Beberapa remaja berkebutuhan khusus mungkin mulai pubertas sedikit lebih awal atau lebih lambat dari teman sebayanya.
Menstruasi pertama biasanya terjadi dua sampai tiga tahun setelah dimulainya perkembangan payudara.
Sedangkan, pembesaran skrotum dan testis adalah perubahan pertama yang dialami anak laki-laki.
Tekankan kepada anak bahwa perubahan ini normal.
Anak dengan kebutuhan khusus bereaksi lebih baik ketika mereka tahu apa yang diharapkan.
Gunakan bahasa, pengulangan, sumber daya visual, dan cerita yang langsung, ringkas, dan benar.
Sangatlah penting untuk melibatkan anak dalam percakapan sejauh mereka dapat berpartisipasi.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua Dalam Menghadapi Pubertas Anak Laki-laki
Cara yang bagus untuk melakukan ini untuk remaja dari semua kemampuan adalah dengan membaca buku tentang pubertas bersama.
Pubertas adalah masa segala macam emosi.
Ajari anak remaja untuk mengungkapkan perasaannya.
Jika dia dapat berkomunikasi secara verbal, ajari cara menyebutkan emosi.
Cara lainnya, coba gunakan foto ekspresi wajah agar dia dapat menunjukkannya kepada Moms.
Anak penyandang disabilitas memiliki risiko lebih tinggi untuk kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Untuk itu, waspadalah terhadap perubahan suasana hati dan kepribadian yang tiba-tiba dan ekstrem.
Penerimaan teman sebaya adalah fokus utama bagi banyak remaja selama masa pubertas.
Beberapa remaja berkebutuhan khusus mungkin merasa perbedaan mereka mengasingkan mereka selama ini.
Membuat hubungan dengan teman sebaya menjadi sulit.
Ingatkan anak remaja tentang semua kemiripannya dengan teman sebayanya.
Baca Juga: Begini Cara Menyikapi Pubertas Anak Berkebutuhan Khusus Autisme
Diskusikan citra diri yang positif dan bahwa perbedaan membuat kita menjadi diri kita sendiri.
Tak hanya mengenai perubahan pada tubuhnya saja, anak juga perlu tahu bahwa pola hidupnya harus dijaga.
Berikan dukungan dengan membelikan makanan dan camilan yang lebih sehat untuk anak.
Contoh dari orangtua untuk menyantap makanan yang sehat juga penting. Selain makanan, olahraga juga perlu menjadi gaya hidupnya.
Selain itu, mulai beri pemahaman anak untuk selalu menjaga kebersihan diri saat mulai memasuki masa pubertas.
Jika anak remaja kesulitan mandi sendiri, cobalah kursi mandi, kepala pancuran yang dapat dilepas, atau gagang gosok.
Pertimbangkan untuk menggunakan deodoran semprot jika menerapkan roll-on secara fisik sulit dilakukan.
Ketika anak memasuki masa pubertas, diskusikan bersama mengenai hubungan sosial yang ada di sekitarnya.
Mulai dari dirinya, keluarga inti, keluarga besar, teman, tetangga, hingga kerabat jauh.
Dengan demikian hal ini bisa membantu ia memahami sang anak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, tata cara berperilaku dengan anggota dari masing-masing lingkaran.
Misalkan, dengan keluarga besar tidak boleh pangku, peluk, cium apalagi membuka pakaian, dengan teman di sekolah boleh bersalaman, bermain bersama namun tidak boleh peluk dan cium, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Tips Cara Menyikapi Perubahan Anak di Masa Pubertas, Jangan Sampai Buat Anak Bingung!
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR