Nakita.id – Istirahat yang cukup adalah kunci penting bagi kesehatan bayi dan anak-anak.
Kebutuhan tidur dapat bervariasi seiring bertambahnya usia Si Kecil tergantung kondisi tubuh dan total tidur hariannya.
Umumnya, balita masih membutuhkan 11 hingga 14 jam tidur penuh setiap hari sehingga tidur siang masih diperlukan.
Kendati demikian, sebagian dari mereka sudah mulai tidak mau jika diminta istirahat dan memilih untuk bermain.
Jika mereka tampak baik-baik saja, Moms mungkin bisa mulai melonggarkan aturan tidur siang.
Namun jika mereka mudah merasa lelah, rewel, lebih sering mengamuk, kurang nafsu makan, dan tidur tidak nyenyak di malam hari maka sebaiknya anak masih memerlukannya.
Namun menyuruh mereka untuk tidur tidaklah mudah, Moms harus berkompromi lama dan membujuk Si Kecil.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan.
Moms perlu merencanakan jadwal untuk anak tidur siang dan menaatinya.
Penting untuk tidak menggunakan waktu istirahat tersebut untuk tugas lain misalnya bermain.
Maupun aktivitas lain yang sangat sibuk yang dapat terlalu membangkitkan emosi anak sebelum tidur siang.
Baca Juga: Perlukah Anak Tidur Siang? Apa Manfaat Penting untuk Kesehatan Si Kecil?
Untuk itu, bisa dimulai merencanakan waktu makan dan bermain pada waktu-waktu tertentu supaya bisa menjadi kebiasaan.
Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk bersantai juga penting.
Saat waktunya istirahat, untuk membantu anak rileks, Moms dapat memainkan musik lembut, memijatnya. membacakan cerita, atau bahkan menggendongnya dan bernyanyi untuknya.
Juga dapat menunjukkan kepada mereka boneka binatang atau mainan agar anak mengasosiasikan benda-benda tersebut dengan tidur siang.
Karena ketika ibu melakukan aktivitas tersebut secara rutin, yaitu dengan cara dan waktu yang sama, akan mendorong anak untuk mengasosiasikannya dengan fakta bahwa itu adalah waktu istirahat.
Meskipun penting bagi anak untuk mengasosiasikan waktu yang dipilih untuk tidur siang mereka.
Moms tidak perlu menciptakan lingkungan gelap yang mirip dengan malam untuk membuat mereka beristirahat sejenak.
Ini karena, pada kenyataannya, sangat positif bagi untuk menyisakan sedikit cahaya di area tempat anak akan tidur siang.
Hal tersebut akan membantu mereka membedakan waktu ini dari tidur malam hari.
Umum bagi Si Kecil untuk merasa lelah ketika akhirnya waktunya tidur, baik itu waktu tidur siang atau waktu tidur malam.
Tidak apa-apa bagi mereka untuk bermain dan melakukan berbagai aktivitas yang membuat mereka lelah.
Baca Juga: Tips Berperan Sama agar Anak Mau Tidur Siang dan Manfaat yang Bisa Didapatkan
Jika ini terjadi, Moms akan berhasil membuat waktu tidur siang bertepatan dengan waktu bayi lelah.
Apabila Moms melihat anak gelisah menggerakkan tangan dan kakinya, atau bahkan tersenyum, jangan mencoba untuk membangunkannya.
Tunggu beberapa menit untuk melihat apa yang terjadi. Kemungkinan besar mereka akan terus tidur.
Dilansir dari You are Moms, sebuah penelitian dari University of Berkeley mengklaim bahwa tidur siang secara teratur memudahkan pembelajaran.
Studi tersebut mengatakan bahwa mereka yang mengikutinya tampil lebih baik di sore hari dan meningkatkan kapasitas belajar mereka sebesar 10%.
Terlebih lagi, penelitian tersebut menjelaskan bahwa tidur sebentar di siang hari membantu anak untuk menerima pengetahuan baru dan membenahi pengetahuan yang telah mereka peroleh.
Tidur beberapa menit di siang hari juga meningkatkan suasana hati.
Ini terjadi karena saat kita tertidur, serotonin membanjiri otak. Ini adalah hormon yang mengatur tidur, nafsu makan, dan suasana hati.
Seorang anak yang tidur siang adalah anak yang lebih kreatif. Hal ini dikemukakan oleh sebuah studi oleh tim ahli saraf dari Universitas Georgetow.
Mereka menemukan bahwa tidur sebentar di siang hari merangsang aktivitas belahan otak kanan yang berhubungan dengan kemampuan menjadi sangat kreatif.
Sains juga menunjukkan bahwa orang yang tidur siang dan berhasil mencapai tidur REM lebih mudah menerima ekspresi wajah kebahagiaan, sedangkan mereka yang tidak menunjukkan lebih banyak kemarahan dan ketakutan.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR