Saat itulah, kurang tidur mungkin adalah hal yang tidak dapat dihindari.
Dilansir dari Very Well Health tidur yang buruk dapat berdampak buruk bagi kesehatan yang berpotensi menyebabkan komplikasi kesehatan ibu seperti hipertensi dan diabetes gestasional.
Sleep apnea juga dapat memburuk selama kehamilan, terutama selama trimester kedua dan ketiga.
Gangguan pernapasan saat tidur ini dapat menimbulkan konsekuensi serius, termasuk:
Hipertensi (tekanan darah tinggi), preeklampsia, diabetes gestasional, dan hipertensi pulmonal.
Tidak hanya pada ibu, tidur yang buruk juga dapat mempengaruhi janin.
Kurang tidur dapat mengurangi jumlah hormon pertumbuhan yang dilepaskan, yang dapat menyebabkan masalah perkembangan atau pertumbuhan pada janin yang belum lahir.
Selain itu, penurunan kadar oksigen ibu yang kecil sekalipun dapat membahayakan janin.
Ketika oksigen darah ibu turun, janin bereaksi dengan perlambatan irama jantung dan asidosis.
Untungnya, continuous positive airway pressure (CPAP) dapat meningkatkan tekanan darah dan oksigenasi pada janin.
Ini memungkinkan kehamilan untuk berkembang dalam kondisi yang lebih baik, yang mengarah ke berat lahir normal dan meningkatkan hasil untuk bayi saat melahirkan.
Baca Juga: Bisakah Ibu Hamil Terserang Osteoporosis? Dokter Ortopedi Sudah Beri Penjelasan
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR