Nakita.id - Yuk, Moms ketahui apakah menjalani program bayi tabung membatalkan puasa atau tidak.
Bagi beberapa Moms dan Dads perencanaan kehamilan dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.
Tak jarang calon orang tua memilih cara bayi tabung atau in-vitro fertilization untuk mendapatkan keturunan.
Proses bayi tabung diawali dengan pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh.
Seperti namanya, pembuahan tersebut dilakukan di dalam sebuah tabung.
Program bayi tabung bisa dicoba ketika cara lain seperti konsumsi obat dan inseminasi buatan tidak berhasil.
Tapi, bagaimana apabila hal ini dilakukan oleh Moms dan Dads yang sedang menjalani puasa di bulan Ramadan?
Pada dasarnya, sesuatu yang masuk ke dalam vagina perempuan tidak membatalkan puasa karena tidak tersambung ke dalam saluran pencernaan, kecuali saat bersenggama.
Bersenggama dengan suami menjadi salah satu sarana untuk mencapai orgasme.
Sementara itu, apapun yang dimasukkan ke dalam vagina seperti alat kesehatan, termasuk saat pengambilan sel telur untuk bayi tabung tidak membatalkan puasa.
Maka dari itu, saat pemeriksaan kesehatan, kandungan yang mengharuskan dokter memasukkan alat kesehatan ke dalam vagina, sebenarnya tidak membatalkan puasa.
Baca Juga: Daftar Rumah Sakit dan Klinik Bayi Tabung Lengkap dengan Rincian Biaya Program Hamil
Tahukah Moms, bahwa sebenarnya berpuasa bermanfaat bagi Moms yang hendak melakukan prosedur bayi tabung?
Apa manfaatnya? Seperti yang kita ketahui, berpuasa menuntut kita untuk makan lebih sehat dan teratur.
Kita hanya makan saat sebelum fajar dan tepat setelah matahari terbenam.
Untuk bisa bertahan selama kurang lebih 12 jam berpuasa, Moms juga perlu untuk menambah bahan makanan bernutrisi ke dalam menu sahur dan berbuka.
Pola makan yang baik selama berpuasa ini bisa membuat Moms mencapai berat badan ideal untuk melakukan prosedur bayi tabung.
Tak hanya itu, berpuasa juga terbukti untuk menurunkan tingkat kecemasan dan stres sehingga memperbesar peluang keberhasilan prosedur yang satu ini.
1. Induksi Ovulasi
Proses ini juga disebut sebagai terapi hormonal untuk merangsang perkembangan dan pelepasan sel telur.
Masa induksi ovulasi ini bisa berlangsung 1-2 minggu sebelum sel telur diambil. Caranya adalah dengan memberikan suntikan atau obat untuk mematangkan sel telur.
2. Pengambilan sel telur
Sebelumnya, dilakukan pengujian atau USG untuk menentukan kesiapan tubuh untuk proses pengambilan sel telur.
Baca Juga: Biaya yang Perlu Disiapkan untuk Program Bayi Tabung, Mencapai Rp 100 Juta?
Proses ini dilakukan sekitar 34-36 jam setelah suntikan hormon terakhir dilakukan.
Sebelum prosedur dilakukan, dokter akan memberikan obat penenang dan anti nyeri kepada pasien untuk mengurangi rasa sakit yang muncul selama proses pengambilan sel telur.
Prosedur dilakukan dengan bantuan USG mengunakan jarum khusus yang berlangsung selama 30-60 menit.
3. Pengambilan sperma
Selanjutnya adalah pengambilan sperma dari Dads. Cara ini bisa dilakukan dengan masturbasi.
Jika pasien tidak bisa melakukan masturbasi, maka sperma akan diambil langsung dari testis menggunakan jarum.
4. Pembuahan
Proses ini dilakukan dengan mencampurkan sperma dan sel telur yang sehat di dalam tabung.
5. Transfer embrio
Saat embrio dianggap cukup matang, maka akan dimasukkan ke rahim melalui vagina. Proses ini dilakukan kurang lebih 3-5 hari setelah proses pengambilan telur berkembang.
Dua minggu setelah transfer embrio, pasien akan diminta melakukan tes kehamilan.
Baca Juga: 5 Risiko yang Disebabkan dari Program Bayi Tabung, Ketahui Juga Tingkat Keberhasilannya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR