Nakita.id - Moms pasti takut kalau kelahiran bayi sungsang, pasalnya banyak faktor risikonya.
Maka dari itu berikut penjelasan mengenai faktor risiko dan cara mengatasi sebelum alami kelahiran bayi sungsang.
Menjelang detik-detik kelahiran biasanya posisi kepala janin akan berada di bawah.
Namun ada pula yang menjelang kelahiran posisi janin dengan kepala di atas dan kaki di bawah.
Secara otomatis apabila dilakukan persalinan, kaki bayi dahulu yang keluar bukan kepala. Hal tersebut biasa disebut dengan sungsang.
Sungsang merupakan kondisi dimana bayi di dalam rahim dengan posisi kepala di atas, sedangkan kaki atau pantatnya berada di jalan lahir.
Moms yang mengalami posisi janin sungsang biasanya disebabkan oleh Moms yang mengalami kehamilan sudah beberapa kali.
Moms yang hamil kembar juga meningkatkan risiko janin sungsang.
Sementara Moms yang memiliki kelahiran prematur pada kehamilan sebelumnya, juga bisa menyebabkan posisi janin menjadi sungsang di kehamilan setelahnya.
Cairan ketuban juga ternyata berpengaruh pada posisi janin.
Cairan ketuban yang terlalu banyak atau sedikit dapat menyebabkan posisi janin jadi tidak normal.
Baca Juga: 5 Tanda Melahirkan Bayi Sungsang dan Hal-hal yang Perlu Ibu Persiapkan
Janin yang tidak memiliki ruang ekstra untuk bergerak karena ketuban terlalu banyak.
Selain itu, janin tidak bisa bergerak karena tidak cukup air ketuban dalam rahim.
Moms yang mengalami bentuk rahim tidak normal juga berisiko mengalami sungsang.
Lalu kapan Moms bisa mengetahui posisi janin sungsang? Bayi tidak dianggap sungsang sampai sekitar usia 35 hingga 36 minggu.
Pada usia kehamilan ini, janin biasanya mulai bergerak ke bawah untuk masuk ke dalam posisi persiapan sebelum melahirkan.
Jika pergerakan ini terjadi sebelum usia 35 minggu, Moms tak perlu khawatir karena tak ada masalah yang berarti.
Biasanya dokter akan melihat posisi sungsang dengan bantuan USG.
Dari penyebab posisi janin sungsang, apakah akan membahayakan kehamilan?
Kehamilan sungsang pada umumnya tidak berbahaya sampai saatnya bayi akan lahir.
Posisi sungsang akan berisiko lebih tinggi untuk janin terjebak pada jalan lahir. Biasanya posisi janin sungsang akan lebih aman dengan kelahiran sesar.
Proses melahirkan normal dengan posisi janin sungsang menjadi lebih sulit.
Baca Juga: 7 Cara Optimasi Bayi Sungsang, Salah Satunya Dengan Rajin Lakukan Yoga Ibu Hamil
Lalu bagaimana kalau sudah terjadi kelahiran bayi sungsang? Apakah ada faktor risikonya?
Berikut ini beberapa faktor risiko bayi sungsang setelah persalinan seperti yang dilansir dari Parenting First Cry:
Autisme adalah kelainan yang menjadi risiko komplikasi bayi sungsang.
Gangguan yang disebabkan oleh kerusakan otak ini bisa menyebabkan banyak masalah perkembangan anak.
Termasuk kurangnya kemampuan anak dalam berkomunikasi setelah tumbuh besar.
Kondisi ini terjadi akibat proses persalinan bayi sungsang.
Bahkan kondisi ini juga bisa menyebabkan prolaps tali pusat, yakni pasokan oksigen yang diterima bayi melalui tali pusat akan terganggu selama proses kelahiran.
Sehingga fungsi otak terhambat dan berdampak jangka panjang.
Posisi sungsang juga bisa memengaruhi perilaku anak yang menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada anak normal, 23 pasang kromosom terbentuk bersama-sama dari kromosom Moms dan Dads.
Dalam kasus-kasus tertentu, seorang anak mungkin memiliki kromosom ekstra yang tidak berpasangan.
Baca Juga: Ciri-ciri Hamil dengan Kondisi Bayi Sungsang, Bagaimana Penanganan yang Tepat?
Kondisi itulah yang bisa menyebabkan down sindrom.
Risiko komplikasi bayi sungsang lainnya yakni merusak bagian tubuh tertentu bayi dalam kandungan.
Mereka mungkin memiliki tengkorak yang kurang bisa menahan tekanan.
Tetapi, mereka juga mungkin berisiko mengalami cacat lahir lebih tinggi pada sumsum tulang belakang, masalah otot dan komplikasi lain yang terkait pertumbuhan anak.
Risiko komplikasi cedera fisik pada bayi sungsang juga lebih tinggi dibandingan bayi normal maupun lahir prematur. Bayi lahir sungsang akan lebih berisiko mengalami memar, patah tulang dan sendi mengalami dislokasi.
Selain cedera pada bayi sungsang, Moms juga berisiko mengalami cedera fisik setelah persalinan.
Apalagi jika Moms melahirkan bayi sungsang secara normal, karena penggunaan forsep dapat menyebabkan cedera pada area genital.
Nah, Moms, itulah berbagai risiko komplikasi bayi sungsang yang bisa dicegah.
Karena risiko di atas, Moms mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mencegah janin sungsang.
Jika kehamilan belum mencapai usia kandungan 34-36 minggu, Moms masih dapat mengupayakan agar posisi bayi normal kembali.
Berikut ini beberapa cara alami yang dapat Moms lakukan untuk mencegah dan mengatasi janin sungsang, antara lain:
Baca Juga: Mengatasi Bayi Sungsang Bisa dengan Lakukan 3 Gerakan Yoga Berikut Ini
Gerakan ini dilakukan dengan cara menggerakkan lutut dengan cara berlutut di lantai, lalu posisikan badan seperti sujud.
Namun jangan sampai paha Moms menekan perut dan berikan sedikit jarak.
Lakukan gerakan ini 2-3 kali sehari dengan durasi 15-20 menit.
Gerakan ini merupakan gerakan berbaring di atas matras atau alas apapun yang nyaman lalu mengangkat kaki ke bantalan yang lebih tinggi.
Bantalan yang digunakan bisa berupa sofa atau bantal yang ditumpuk-tumpuk.
Lakukan gerakan ini 1-2 kali sehari dengan durasi 10-15 menit.
Jalan kaki merupakan olahraga yang paling mudah untuk dilakukan oleh Moms hamil.
Jalan kaki dapat membantu bayi untuk bergerak menemukan posisi lahir yang tepat.
Tidur dengan posisi terlentang dengan meletakkan sebuah bantal di bawah pinggul agar posisi perut lebih tinggi dari kepala.
Hal ini dapat merangsang bayi untuk turun ke panggul dan merubah posisi kepala.
Posisi ini dilakukan dengan cara meluruskan badan menghadap lantai dan kaki lebih tinggi dari kepala.
Minta bantuan kepada pendamping untuk memegangi Moms dan letakkan juga bantalan di bawah perut Moms agar perut tidak langsung menyentuh lantai saat Moms merasa lelah menahan posisi ini.
Posisi ini bisa Moms lakukan dengan duduk tegak memeluk kedua lutut.
Gerakan ini akan membuka area pelvis sehingga akan memudahkan bayi untuk bergerak ke posisi normal atau mendekati jalan lahir.
Gerakan berenang bisa membuat sendi-sendi dan otot Moms yang kaku dan lelah menjadi lebih rileks.
Hal ini dapat merangsang bayi untuk mengubah posisi.
Saat janin sudah siap lahir, janin akan merespon suara yang didengarnya. Moms bisa memutar musik klasik untuk merangsang janin untuk bergerak.
Selain itu, Moms juga bisa meminta kepada suami untuk berbicara dengan bayi.
Pastikan ayah berbicara dekat dengan bagian bawah rahim Moms sehingga kepala janin akan bergerak mendekatinya
Beberapa ahli mengatakan bahwa janin tidak nyaman dengan sensasi dingin, sehingga Moms bisa menggunakan es atau benda-benda dingin untuk diletakkan di bagian atas rahim agar janin bergerak menjauhinya dan berputar ke arah sebaliknya.
Sebagian Moms yang sudah berpengalaman mengalami janin sungsang akan menggunakan minyak esensial seperti peppermint untuk merangsang bayi bergerak ke posisi normal menuju jalan lahir.
Namun metode ini memang belum dapat dipastikan secara ilmiah, untuk itu pastikan Moms berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.
Baca Juga: Ibu Hamil Perlu Cek Segera, Ini Faktor Penyebab Persalinan Sungsang dan Jenis Sungsang
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR