Pasalnya, bagi Echa sendiri, anak yang mengajukan pertanyaan itu menandakan anak sudah siap terima informasi dari orang lain.
Tak hanya itu, Echa juga membiasakan anak untuk melihat situasi dan kondisi di sekitarnya, sekaligus memintanya untuk berpendapat.
"Materi kalau bisa yang relate dengan lingkungan sekitar," pesannya.
Selain mendorong anak bertanya, Echa juga sering menyertakan alat peraga selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Mulai dari referensi berupa buku, internet (YouTube dan Google), hingga set peraga.
Bagi Echa, membeli set peraga langsung ini penting untuk kemajuan anak kedepannya.
"Karena di umur mereka itu ada nempel-nempel, gambar-gambar, menyesuaikan dengan gambar dan warna palet yang ada," terangnya.
"Jadi, memancing cara berpikir mereka (anak). Hal ini dapat meningkatkan kemampuan motoriknya," ungkapnya.
Selain akademis yang didapat anak di sekolah alam, Echa juga menanamkan kebiasaan moral pada kedua anaknya sejak dini.
"(Di rumah) kita ada rules, dimana pagi harus seperti apa, pulang sekolah harus seperti apa, dan lain-lain. Kalau ada rules yang tidak dijalankan, maka ada konsekuensi yang telah disepakati bersama anak-anak," ceritanya.
"Di sekolah juga begitu. Ada yang mecahin barang di sekolah itu harus ganti pakai duit sendiri, bukan duit orangtuanya. Caranya adalah dengan buka market day," lanjutnya bercerita.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR