Pameran juga dilengkapi wayang kulit, wayang kayu, wayang suket, serta karya seni tiga dimensi, seperti patung dan keramik.
Bentara Budaya Art Gallery juga menyimpan dan memamerkan lukisan karya antropolog ternama Indonesia, Koentjaraningrat.
Meski seorang antropolog, Koentjaraningrat banyak membuat karya seni berupa lukisan dari hasil perjalanannya ke pelosok Tanah Air.
Salah satu yang dipamerkan adalah lukisan tentang anak-anak Sasak yang dibuat pada 1990.
General Manager Bentara Budaya Ilham Khoiri menjelaskan, Koentjaraningrat merupakan antropolog yang melakukan riset dengan melihat kebudayaan masyarakat. Selain mencatat, ia juga mendokumentasikan risetnya tersebut melalui lukisan.
Jadi, karya yang dipamerkan ini merupakan dokumentasi visual Koentjaraningrat terhadap obyek yang diteliti.
Ilham menyebut bahwa Bentara Budaya ingin menunjukkan pesan keberagaman atau kemajemukan Indonesia melalui berbagai koleksi lukisan dan karya seni lain yang dipamerkan.
Keberagaman ini tidak hanya sebatas wajah atau fisik, tetapi juga latar belakang, seperti suku, ras, agama, kebudayaan, tradisi, serta bahasa.
”Melalui pameran ini, publik diajak semakin menyadari bahwa sesungguhnya masyarakat Indonesia itu majemuk dan plural.
Oleh karena itu, kita perlu menjaga pluralitas ini sebagai modal dan didorong agar bisa hidup saling menghargai satu sama lain,” tuturnya.
Menurut Ilham, lukisan, keramik, dan wayang yang dipamerkan tersebut hanya sebagian kecil dari koleksi karya seni milik Bentara Budaya.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR