"Label tadi perlu dibaca meski dia (makanan) ada di dalam kaleng atau di dalam plastik," terang Prof. Hardin selaku Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
"Kalau dia (produk makanan kemasan) ternyata sudah kedaluwarsa, ya jangan dikonsumsi," lanjutnya.
Maka dari itulah, sebagai orangtua bijak, Moms juga harus pintar-pintar membaca label yang tertera pada kemasan.
Setelahnya, Prof. Hardin juga mengingatkan kembali untuk membaca label bahan-bahan yang tertera pada produk makanan kemasan.
"Apakah produk ini sesuai untuk yang saya butuhkan?
Misalnya, kalau saya butuh protein, produk ini betul enggak mengandung protein?" ucap Prof. Hardin yang juga adalah Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia.
Bahkan, lanjutnya, di label bahan-bahan terdapat pula komposisi berapa persen kebutuhan gizi hariannya.
Atau dalam arti lain, apabila seorang makan produk tersebut dalam jumlah tertentu, maka orang tersebut bisa mendapat nutrisi sebesar yang tertera dalam kemasan.
Kemudian selanjutnya, Prof. Hardin juga mengingatkan untuk mencari produk makanan kemasan yang sudah bertuliskan BPOM. Termasuk, BPOM MD (Badan Pengawas Obat dan Makanan Merek Dalam Negeri).
"Ada jaminan keamanan dari pemerintah ya, karena pemerintah telah menugaskan Badan POM untuk melakukan pendaftaran produk tadi sebelum dipasarkan," terangnya.
Baca Juga: Benarkah Air Rebusan Keran Lebih Sehat dari Air Kemasan? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR