Nakita.id - Menyusui merupakan momen istimewa yang membentuk ikatan kuat antara ibu dan bayi.
Meskipun memberikan banyak manfaat, terkadang ibu menyusui dapat mengalami kondisi yang tidak nyaman seperti mastitis.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan penyebab mastitis pada ibu menyusui, mengidentifikasi gejalanya, dan memberikan tips pencegahan yang dapat membantu ibu menyusui menjaga kesehatan mereka.
Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara yang dapat terjadi pada ibu menyusui.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, tetapi dapat juga disebabkan oleh sumbatan saluran susu atau penggunaan bra yang tidak sesuai.
Meskipun mastitis bisa terjadi kapan saja selama masa menyusui, kejadian ini paling sering muncul dalam enam minggu pertama setelah melahirkan.
Mastitis sering disebabkan oleh bakteri yang memasuki saluran susu melalui retakan kecil pada puting susu.
Bakteri umum yang terlibat termasuk Staphylococcus aureus.
Ketidakseimbangan antara produksi dan pengosongan susu dapat menyebabkan sumbatan pada saluran susu.
Jika susu tidak dikeluarkan dengan baik, risiko mastitis meningkat.
Posisi menyusui yang salah atau penggunaan pompa ASI yang tidak benar dapat menyebabkan trauma pada puting susu, membuka pintu masuk bagi bakteri penyebab infeksi.
Baca Juga: Mengalami Mastitis Padahal Tidak Sedang Menyusui, Apa Penyebabnya?
Menggunakan bra yang terlalu ketat atau jarang memberikan waktu bagi payudara untuk dikosongkan sepenuhnya dapat meningkatkan risiko mastitis.
Bayi yang kesulitan menghisap atau memiliki masalah pada mulutnya mungkin tidak dapat mengosongkan payudara dengan baik, meningkatkan risiko sumbatan dan infeksi.
- Nyeri pada Payudara: Rasa sakit atau nyeri pada satu payudara atau kedua payudara.
- Pembengkakan dan Kemerahan: Payudara terlihat lebih besar dan lebih merah dari biasanya.
- Peningkatan Suhu Tubuh: Ibu menyusui dapat mengalami demam atau peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap infeksi.
- Merasa Sakit atau Lesu: Gejala umum infeksi, seperti kelelahan dan nyeri tubuh, dapat muncul.
- Kemerahan pada Kulit: Kulit di sekitar payudara yang terkena mastitis dapat terasa hangat dan tampak merah.
- Sakit Kepala dan Menggigil: Beberapa ibu menyusui mengalami gejala seperti sakit kepala dan menggigil yang terkait dengan reaksi tubuh terhadap infeksi.
- Posisi Menyusui yang Benar: Pastikan bayi menyusu dengan benar agar payudara dapat dikosongkan sepenuhnya. Konsultasikan dengan konsultan laktasi jika perlu.
- Pompa ASI yang Tepat: Jika menggunakan pompa ASI, pastikan untuk menggunakan pompa yang sesuai dan mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar.
- Istirahat yang Cukup: Beristirahat cukup adalah kunci untuk menjaga kekebalan tubuh dan mencegah kelelahan yang dapat meningkatkan risiko mastitis.
Baca Juga: Waspadai Jika Merah dan Panas, Ini Ciri-ciri Mastitis pada Payudara
- Hindari Bra yang Terlalu Ketat: Pilihlah bra yang nyaman dan tidak terlalu ketat untuk menghindari tekanan berlebih pada payudara.
- Penyusuan Terjadwal: Jangan biarkan waktu antara sesi menyusui terlalu lama. Menyusui dengan terjadwal membantu menjaga keseimbangan antara produksi dan pengosongan susu.
- Konsumsi Cairan yang Cukup: Pastikan untuk minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan membantu produksi ASI.
- Jaga Kebersihan Puting Susu: Cuci puting susu dengan lembut sebelum dan setelah menyusui untuk mencegah infeksi.
- Perhatikan Perubahan pada Payudara: Jika Moms melihat perubahan atau gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter.
Itulah dia penjelasan mengenai penyebab, gejalam dan mencegah mastitis.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Sering Terasa Nyeri Pas Menyusui? Ternyata Ini Penyebab Payudara Sakit Saat Menyusui
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR