Paparan zat kimia berbahaya, seperti pestisida, logam berat, atau bahan kimia industri, dapat merusak kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Pekerjaan di sektor industri tertentu atau paparan lingkungan yang tinggi terhadap zat-zat ini dapat meningkatkan risiko kesulitan hamil.
Faktor imunologis juga dapat memainkan peran dalam kesulitan hamil.
Beberapa kondisi, seperti sindrom anti-fosfolipid atau antibodi antisperma, dapat menghambat proses pembuahan atau implantasi embrio.
Penyakit menular seksual, terutama yang tidak diobati, dapat merusak saluran tuba falopi pada wanita atau mengakibatkan infeksi pada sistem reproduksi pria.
Kondisi ini dapat mempersulit perjalanan sperma menuju sel telur atau mengganggu fungsi organ reproduksi.
Meskipun siklus menstruasi yang lancar adalah indikator baik dari kesehatan reproduksi wanita, ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi kemampuan untuk hamil.
Kondisi ini dapat melibatkan kedua pasangan, dan karenanya, pemeriksaan menyeluruh oleh dokter spesialis kesuburan dapat membantu mengidentifikasi akar masalah.
Dalam banyak kasus, tindakan medis atau perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi masalah kesulitan hamil dan membawa kebahagiaan orang tua.
Penting untuk tetap bersabar, berkonsultasi dengan profesional kesehatan, dan menjalani pemeriksaan rutin untuk meningkatkan peluang kehamilan yang sukses.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Baca Juga: Mitos atau Fakta Sperma Encer Membuat Susah Hamil? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR