Mengimplementasikan equity atau keadilan di lingkungan kerja artinya membangun lingkungan dan budaya yang sehat, yang dapat membantu talenta-talenta dari berbagai latar belakang, kemampuan, keunikan dan kebutuhan punya kesempatan yang sama untuk berkembang”.
Unilever Indonesia memiliki Equity, Diversity& Inclusion Board yang secara khusus dibentuk untuk mendorong dan mengimplementasikan berbagai program yang berfokus pada tiga pilar ED&I Perusahaan yaitu, keadilan gender, keadilan bagi penyandang disabilitas dan penghapusan diskriminasi dan stigma baik di lingkungan organisasi maupun masyarakat.
Terkait dukungan kebijakan keadilan gender di dalam perusahaan, Unilever memiliki beberapa upaya misalnya, waktu kerja yang fleksibel, fasilitas daycare, ruang laktasi, hak cuti melahirkan selama empat bulan bagi ibu, dan cuti untuk para ayah (paternity leave) selama tiga minggu.
“Kami percaya kebijakan ramah gender bisa memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi karyawan dan perusahaan tetapi untuk lingkungan yang lebih luas lagi,” Willy menambahkan.
Tentunya mendorong kesetaraan gender adalah pekerjaan bersama yang tidak hanya dibebankan kepada perempuan.
Keterlibatan laki-laki dalam mengubah nilai-nilai patriarkal yang sudah mengakar dan menggeser cara pandang sangat menentukan keberhasilan dari upaya mencapai kesetaraan gender.
Salah satu cara yang efektif untuk mengubah norma dan cara pandang adalah melalui pendidikan dan budaya.
Hal ini yang diperjuangkan oleh Aliansi Laki-Laki Baru (ALB), sebuah gerakan yang bertujuan untuk mempromosikan dan memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan gender dan membangun paradigma baru tentang menjadi laki-laki.
Lewat berbagai berbagai kegiatan seperti advokasi, kampanye, produksi pengetahuan, serta pelatihan, ALB mendorong keterlibatan laki-laki dalam upaya penting ini.
Menurut Wawan Suwandi, Koordinator Nasional ALB, membangun cara pandang dan sikap yang tidak diskriminatif gender dapat dimulai dari pola asuh dalam keluarga yang memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan, penghargaan, dan keadilan.
Misalnya, ayah bisa menjadi role model bagi anak-anaknya dengan mempraktikkan berbagi beban domestik, terlibat dalam pengasuhan, tidak memprioritaskan anak laki-laki dan mengenyampingkan anak perempuan, dan membangun relasi sehat dalam keluarga.
Upaya memutus rantai diskriminasi berbasis gender di dunia kerja juga dapat dimulai dari dunia pendidikan yang memberikan insight bahwa perempuan dan laki-laki sama-sama dapat meraih apa yang mereka mimpikan.
Pada bidang science, technology, engineering, dan mathematics (STEM), yang umumnya diminati laki-laki, oleh dunia pendidikan mulai didorong agar lebih banyak perempuan yang mengaksesnya.
”Dalam dunia kerja laki-laki tidak perlu merasa malu memiliki posisi setara dengan perempuan.
Selain perempuan bukan ancaman, mereka merupakan mitra kerja yang dapat diandalkan.
Menganggap perempuan tidak pantas bekerja di ranah publik, justru seperti menunjukan sikap inferior dan meragukan kualitas diri,” tambah Wawan.
Mendorong kesetaraan gender di tempat kerja membutuhkan komitmen dan investasi yang serius dan berkelanjutan, yang hasilnya menguntungkan semua, baik karyawan maupun perusahaan.
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR