Jeff menyebut, hadirnya terapi Dienogest ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Bayer untuk membantu pasien endometriosis di Indonesia.
"Di samping itu, kami juga senantiasa melakukan edukasi melalui media agar kesadaran perempuan Indonesia semakin meningkat, sehingga endometriosis pun bisa dideteksi sedini mungkin," tutup Jeff.
dr. Kanadi menambahkan, kunci keberhasilan pengobatan penderita endometriosis adalah kepatuhan.
"Apa yang dimaksud kepatuhan? Kepatuhan bisa digambarkan sebagai tingkatan perilaku pasien yang menggambarkan sejauh mana upaya mereka dalam mematuhi instruksi dan menyelesaikan pengobatan yang direkomendasikan oleh tenaga medis.
Sampai saat ini, kepatuhan masih menjadi tantangan utama, karena pengobatan endometriosis (terapi hormonal) merupakan mengobatan jangka panjang sehingga butuh komitmen dan keteraturan pasien," katanya menegaskan.
dr. Kanadi menjelaskan bahwa banyak ditemukan kasus pasien berhenti di tengah jalan karena menganggap tidak ada perubahan pada dirinya, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif dan tidak berhasil.
"Mereka yang pengobatannya tidak patuh (on-off) akan lebih sering mengalami kekambuhan dan rasa nyeri akan kembali dirasakan.
Maka, yang perlu dilakukan oleh dokter dan support system mereka adalah terus memberikan afirmasi positif dan edukasi terkait pentingnya komitmen menjalankan terapi dengan benar," sarannya.
dr. Kanadi juga meyakinkan bahwa Dienogest adalah terapi hormonal jangka panjang yang aman untuk penderita endometriosis, karena menekan hormon estrogen sehingga mampu mengurangi nyeri pelvis dan nyeri haid terkait endometriosis.
"Namun pengobatan hormonal seperti ini efektif jika ada kepatuhan dalam pengobatan jangka panjang sehingga hasilnya akan lebih baik," tegasnya sekali lagi.
Head of Medical Department Pharmaceuticals Bayer Indonesia dr. Dewi Muliatin Santoso membenarkan bahwa terapi hormonal jangka panjang Dienogest terbukti efektif dalam mengelola gejala endometriosis, mencegah progresivitas penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR