Nakita.id - Menyusui adalah tahap penting dalam perkembangan bayi, di mana nutrisi dan asupan gizi ibu sangat mempengaruhi kualitas ASI yang diberikan.
Meski banyak makanan yang bermanfaat, ada beberapa kandungan yang sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui untuk memastikan kesehatan dan keselamatan bayi guna membantu keluarga sehat anak berprestasi.
Berikut adalah panduan lengkap mengenai kandungan makanan yang dilarang bagi ibu menyusui.
Kafein dapat ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, minuman bersoda, dan beberapa obat-obatan. Meskipun konsumsi kafein dalam jumlah kecil mungkin tidak berbahaya, asupan berlebih dapat mempengaruhi bayi.
Kafein dapat masuk ke dalam ASI dan menyebabkan bayi menjadi rewel, sulit tidur, dan lebih peka.
Ibu menyusui sebaiknya membatasi konsumsi kafein hingga kurang dari 300 mg per hari, setara dengan sekitar dua cangkir kopi.
Alternatif tanpa kafein, seperti teh herbal atau kopi tanpa kafein, bisa menjadi pilihan yang lebih aman.
Alkohol dapat dengan mudah masuk ke dalam ASI dan berdampak buruk pada perkembangan bayi.
Konsumsi alkohol oleh ibu menyusui dapat menyebabkan gangguan pada pola tidur bayi, memperlambat pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan motorik dan kognitif.
Ibu menyusui sebaiknya menghindari konsumsi alkohol sepenuhnya.
Jika mengonsumsi alkohol, sebaiknya menunggu setidaknya 2-3 jam per minuman sebelum menyusui untuk memastikan kadar alkohol dalam ASI menurun.
Baca Juga: Ciptakan Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Ikuti 7 Tips Berikut untuk Menyesuaikan Tekstur MPASI
Ikan seperti hiu, ikan todak, king mackerel, dan tuna besar mengandung kadar merkuri yang tinggi.
Merkuri dapat mempengaruhi sistem saraf bayi yang masih berkembang, menyebabkan keterlambatan perkembangan dan masalah neurologis.
Ibu menyusui sebaiknya memilih ikan dengan kadar merkuri rendah seperti salmon, sarden, dan trout.
Mengonsumsi ikan kaya omega-3 yang rendah merkuri juga bermanfaat bagi perkembangan otak bayi.
Produk susu yang tidak dipasteurisasi, seperti susu mentah dan keju lembut (brie, camembert, feta), dapat mengandung bakteri berbahaya seperti Listeria.
Infeksi Listeria bisa sangat berbahaya bagi bayi, menyebabkan penyakit serius dan bahkan kematian.
Selalu pilih produk susu yang dipasteurisasi untuk menghindari risiko infeksi. Keju keras dan yoghurt pasteurisasi adalah pilihan yang lebih aman untuk ibu menyusui.
Makanan pedas dapat mengubah rasa ASI dan membuatnya lebih pedas, yang mungkin tidak disukai oleh beberapa bayi.
Selain itu, makanan pedas dapat menyebabkan iritasi perut pada bayi, membuat mereka rewel dan tidak nyaman.
Jika Moms menyukai makanan pedas, perhatikan reaksi bayi setelah menyusui.
Jika bayi tampak tidak nyaman, pertimbangkan untuk mengurangi asupan makanan pedas.
Baca Juga: Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Ini 10 Rekomendasi Makanan Agar Janin Cepat Berkembang
Bawang putih dapat mempengaruhi rasa dan aroma ASI, membuat beberapa bayi enggan menyusu.
Meski tidak berbahaya, perubahan rasa ini bisa membuat bayi menolak menyusu.
Jika bayi tampak terganggu oleh rasa bawang putih dalam ASI, cobalah mengurangi konsumsinya atau menghindari makanan yang mengandung bawang putih dalam jumlah besar.
Makanan seperti brokoli, kubis, dan kacang-kacangan dapat menyebabkan gas dan kembung pada bayi.
Meski tidak berbahaya, gas ini dapat membuat bayi tidak nyaman dan rewel.
Jika bayi tampak tidak nyaman setelah Moms mengonsumsi makanan tertentu, coba catat dan hindari makanan tersebut sementara waktu.
Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting bagi ibu menyusui untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi terbaik.
Menghindari kandungan makanan yang berbahaya dapat membantu mencegah masalah kesehatan pada bayi dan membuat proses menyusui lebih lancar.
Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan Moms dan bayi.
Dengan memperhatikan asupan makanan dan menghindari kandungan yang berpotensi berbahaya, ibu menyusui dapat memberikan yang terbaik bagi kesehatan dan perkembangan bayinya.
Sebagian isi artikel ini ditulis menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Baca Juga: Ciptakan Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Ini Rekomendasi Menu untuk Meningkatkan Berat Badan Anak
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR