Formula Medis: Ada susu formula yang diresepkan oleh dokter untuk anak-anak dengan kondisi medis tertentu, seperti masalah penyerapan atau metabolisme, yang bisa digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Bimbingan Profesional: Sebelum mengganti susu formula, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi.
Mereka dapat memberikan rekomendasi jenis formula yang paling sesuai dengan kondisi anak.
Pemeriksaan Kesehatan: Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan atau tes tertentu untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan lain yang mendasari kondisi stunting.
Menghindari Gangguan Pencernaan: Mulailah dengan mencampurkan susu formula baru dengan yang lama dalam jumlah kecil, secara bertahap meningkatkan porsi formula baru selama beberapa hari hingga seminggu.
Pemantauan Reaksi: Amati reaksi anak selama proses transisi ini, termasuk perubahan dalam pencernaan, nafsu makan, atau perilaku.
Jika muncul tanda-tanda alergi atau intoleransi, segera hentikan dan konsultasikan dengan dokter.
Pengawasan Rutin: Setelah mengganti susu formula, lakukan pemantauan rutin terhadap berat badan, tinggi badan, dan perkembangan anak.
Ini penting untuk memastikan bahwa susu formula baru memberikan hasil yang diinginkan.
Penyesuaian Gizi: Dokter atau ahli gizi mungkin akan menyarankan penyesuaian tambahan pada diet anak, seperti menambahkan makanan padat bernutrisi yang mendukung pertumbuhan.
Makanan Pendamping: Selain susu formula, pastikan anak mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang kaya nutrisi, seperti daging, ikan, telur, sayuran, dan buah-buahan.
Baca Juga: Apakah Benar Jika Stunting Berpengaruh pada Kemampuan Sosial Anak?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR