Nakita.id - Angin duduk, atau dikenal dalam istilah medis sebagai angina pectoris, merupakan kondisi yang diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner.
Kondisi ini mengganggu aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung, sehingga dapat menyebabkan nyeri dada yang hebat.
Angin duduk menjadi lebih serius jika terjadi pada ibu hamil, karena selain membahayakan ibu, juga dapat berdampak pada janin yang dikandung.
Meskipun angin duduk sering dikaitkan dengan orang yang berusia lanjut, ibu hamil pun berisiko terkena kondisi ini, terutama jika memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko lainnya.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali gejala-gejala angin duduk dan mengetahui cara penanganannya.
Salah satu ciri utama angin duduk adalah nyeri dada yang terasa seperti tertekan atau tertindih.
Pada ibu hamil, nyeri ini dapat terasa lebih intens karena beban tambahan pada jantung selama kehamilan.
Nyeri seringkali menyebar ke bagian tubuh lain seperti lengan, leher, rahang, punggung, atau bahkan ke perut bagian atas.
Sesak napas merupakan gejala umum yang sering dialami ibu hamil, namun jika disertai dengan nyeri dada, kondisi ini bisa menjadi tanda angin duduk.
Sesak napas terjadi karena jantung tidak menerima cukup oksigen, sehingga tubuh merespons dengan meningkatkan frekuensi napas untuk mencukupi kebutuhan oksigen.
Ibu hamil yang mengalami angin duduk mungkin akan merasa keringat dingin tiba-tiba, meskipun tidak sedang melakukan aktivitas fisik berat.
Baca Juga: Gejala Angin Duduk pada Perempuan yang Tak Boleh Diremehkan, Cek Segera!
Keringat dingin ini merupakan respons tubuh terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ekstrem.
Mual dan muntah sering kali dianggap sebagai gejala kehamilan yang normal, namun jika gejala ini terjadi bersamaan dengan nyeri dada, bisa jadi ini adalah tanda angin duduk.
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kelelahan adalah hal yang umum terjadi selama kehamilan, namun kelelahan yang berlebihan dan tidak biasa, terutama jika disertai dengan nyeri dada, dapat menjadi indikasi adanya masalah jantung seperti angin duduk.
Ibu hamil dengan angin duduk mungkin merasakan denyut jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar (palpitasi).
Kondisi ini disebabkan oleh jantung yang berusaha keras untuk memompa darah meskipun aliran darah terganggu.
Angin duduk pada ibu hamil bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama angin duduk.
Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi lebih rentan terhadap kondisi ini.
Kelebihan berat badan sebelum atau selama kehamilan dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami angin duduk.
Lemak berlebih di tubuh dapat menyebabkan penyempitan arteri dan meningkatkan beban kerja jantung.
Baca Juga: Siapa yang Berisiko Kena Angin Duduk? Ternyata Pria dan Ini Faktornya
Diabetes yang tidak terkontrol selama kehamilan (diabetes gestasional) atau sebelum kehamilan dapat mempercepat proses aterosklerosis, yaitu pengerasan dan penyempitan arteri, yang dapat memicu angin duduk.
Ibu hamil yang kurang berolahraga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah jantung, termasuk angin duduk.
Olahraga ringan yang sesuai dengan kondisi kehamilan sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan jantung.
Stres emosional yang berlebihan selama kehamilan dapat memicu angin duduk.
Ketika stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin yang dapat menyebabkan penyempitan arteri dan meningkatkan tekanan darah.
Jika ibu hamil mengalami gejala-gejala angin duduk, penting untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
Berikut adalah beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan:
Ibu hamil yang mengalami gejala angin duduk sebaiknya segera menghentikan aktivitas dan beristirahat.
Posisi duduk atau berbaring yang nyaman dapat membantu mengurangi beban pada jantung.
Jika gejala tidak mereda dalam beberapa menit atau malah memburuk, segera hubungi tenaga medis atau pergi ke unit gawat darurat.
Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Baca Juga: Ibu Hamil Bisa Kena Angin Duduk? Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat
Dokter mungkin akan melakukan elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dan mengetahui apakah ada kerusakan pada otot jantung.
Pemeriksaan darah untuk mengecek kadar enzim jantung juga bisa dilakukan.
Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu yang aman untuk ibu hamil, seperti nitrogliserin untuk melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jantung.
Namun, penggunaan obat harus diawasi dengan ketat.
Ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami angin duduk disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup seperti mengadopsi pola makan sehat, menghindari makanan tinggi lemak dan garam, serta rutin berolahraga ringan.
Mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau aktivitas yang menenangkan dapat membantu mengurangi risiko angin duduk.
Angin duduk pada ibu hamil adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian khusus.
Mengenali gejala-gejala angin duduk seperti nyeri dada, sesak napas, keringat dingin, dan denyut jantung tidak teratur sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ibu hamil yang memiliki faktor risiko sebaiknya lebih waspada dan rutin berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kesehatan jantung selama kehamilan.
Dengan penanganan yang cepat dan tepat, risiko komplikasi angin duduk pada ibu hamil dapat diminimalkan, sehingga ibu dan bayi tetap sehat hingga proses persalinan.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Baca Juga: Ibu Hamil Bisa Kena Angin Duduk? Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR