Pelaku akan meminta Moms untuk mentransfer sejumlah uang sebagai "biaya administrasi," "biaya pengolahan data," atau "biaya asuransi."
Setelah Moms membayar, penipu akan menghilang tanpa pernah mencairkan pinjaman yang dijanjikan.
Perusahaan pinjaman yang sah biasanya memotong biaya administrasi langsung dari jumlah pinjaman yang diberikan, bukan meminta pembayaran di muka.
Jika Moms diminta untuk mentransfer uang sebelum menerima pinjaman, ada kemungkinan besar bahwa Moms sedang berurusan dengan penipu.
Penyedia pinjaman yang sah akan melakukan proses evaluasi sebelum menyetujui pinjaman, meskipun prosesnya mungkin cepat.
Mereka akan mengecek riwayat kredit Moms, memastikan identitas Moms, dan menilai kemampuan Moms untuk membayar kembali pinjaman.
Jika sebuah pinjaman disetujui dengan sangat cepat tanpa adanya evaluasi yang jelas, ini bisa menjadi pertanda penipuan.
Penipu biasanya tidak peduli dengan kemampuan Moms untuk membayar pinjaman, karena tujuan mereka hanya mengambil uang dari Moms melalui biaya tersembunyi atau informasi pribadi yang nantinya bisa disalahgunakan.
Ketika Moms mengajukan pinjaman online, beberapa informasi pribadi seperti KTP dan nomor rekening bank memang diperlukan.
Namun, jika perusahaan pinjaman meminta informasi yang terlalu pribadi atau tidak relevan, seperti nomor kartu kredit, password akun bank, atau PIN, maka hal ini patut dicurigai.
Data-data sensitif ini bisa digunakan untuk mengakses akun Moms dan melakukan pencurian identitas.
Baca Juga: Gopay Pinjam vs Shopee Pinjam, Manakah Pinjol yang Paling Aman?
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR