Nakita.id - Proses perceraian Edward Akbar dan Kimberly Ryder saat ini tengah menyita perhatian publik.
Pasangan yang dikenal melalui perjalanan karier mereka di dunia hiburan ini kini dihadapkan pada masalah serius yang membuat rumah tangga mereka harus berakhir di meja pengadilan.
Kimberly Ryder menggugat cerai suaminya dengan alasan adanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan minimnya uang nafkah selama pernikahan mereka.
Namun, Edward Akbar memiliki pendapat yang berbeda dan mengungkapkan sisi lain dari kisah pernikahan mereka, termasuk pandangannya terhadap karakter sang istri.
Kimberly Ryder, seorang aktris dan model, mengajukan gugatan cerai terhadap Edward Akbar dengan alasan adanya KDRT serta kurangnya dukungan finansial.
Dugaan ini mengindikasikan bahwa Kimberly merasa kurang mendapat perhatian, baik secara emosional maupun materi, yang seharusnya ia terima sebagai seorang istri.
Di samping itu, tuduhan KDRT yang dialamatkan kepada Edward juga memperlihatkan betapa sulitnya situasi yang dialami Kimberly dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka.
KDRT dan kurangnya nafkah adalah hal serius yang tentunya berdampak besar pada keharmonisan rumah tangga.
Kimberly tampaknya telah memikirkan masak-masak sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk berpisah dari Edward.
Namun, di sisi lain, Edward merasa tidak sepenuhnya setuju dengan alasan yang dikemukakan Kimberly.
Edward Akbar, seorang aktor yang telah lama berkecimpung di industri hiburan, memberikan tanggapannya terhadap alasan perceraian yang dilayangkan Kimberly.
Baca Juga: Putar Haluan, Kimberly Ryder Batal Ingin Asuh Anak Bersama Edward Akbar
Dalam video pengakuannya yang diunggah melalui akun gosip di Instagram, Edward menjelaskan bahwa meskipun ia mengakui kebaikan Kimberly, ia merasa sang istri memiliki sikap yang keras dan kasar.
"Perselisihan ada, Kim itu orang yang baik tapi saya harus bilang dia punya attitude yang kasar. Dia punya attitude yang keras," ungkap Edward dalam video yang tersebar di media sosial.
Pernyataan ini seolah menunjukkan bahwa perbedaan karakter antara Edward dan Kimberly turut berperan dalam memperumit hubungan mereka.
Edward mengaku memiliki prinsip untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari hal-hal yang ia anggap bisa berpotensi membawa pengaruh buruk, termasuk sikap keras Kimberly yang menurutnya bisa menciptakan ketidaknyamanan dalam hubungan rumah tangga mereka.
Dalam keterangannya, Edward menyebutkan bahwa ia berusaha memperbaiki kehidupan rumah tangga mereka dengan mengikuti prinsip-prinsip keislaman.
Ia mengaku berusaha untuk mendekatkan dirinya dan keluarganya pada ajaran agama dengan harapan bisa membangun rumah tangga yang harmonis dan religius.
"Saya berprinsip, saya punya tanggung jawab, jauhkanlah dirimu dan keluargamu dari api siksa neraka. Saya masih belajar memperbaiki salat lima waktu," kata Edward.
Ia menyebut bahwa perbedaan ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa hubungan mereka terasa kurang nyaman, seakan ada jarak yang tak bisa dipersatukan antara pandangan hidupnya dan pandangan hidup Kimberly.
Edward tampaknya ingin membawa keluarganya lebih dekat pada ajaran agama, sebuah prinsip yang menurutnya mungkin tidak sepenuhnya sejalan dengan Kimberly.
Di sisi lain, Edward menjelaskan bahwa sejak awal pernikahan, ia dan Kimberly telah sepakat untuk tidak saling mengintervensi kehidupan satu sama lain, terutama dalam hal pekerjaan.
Sebagai seorang aktor dengan pekerjaan yang tidak tetap, Edward menyebut bahwa Kimberly telah mengetahui kondisi finansialnya dari awal hubungan.
Baca Juga: Terang-terangan, Kimbery Ryder Sebut Edward Akbar Cuma Urus Anak Demi Konten
"Saya seorang aktor pekerjaan tidak tetap, Kim tahu itu dari awal. Kita berjanji bahwa tidak ada intervensi dari siapa-siapa," jelas Edward.
Meskipun mereka memiliki kesepakatan untuk tidak mencampuri urusan pekerjaan masing-masing, tampaknya dinamika tersebut tidak berhasil mencegah terjadinya konflik dalam hubungan mereka.
Edward juga mengungkapkan bahwa ia tinggal di kamar sebelah garasi rumah mereka, yang menunjukkan bahwa mungkin sudah ada jarak fisik dan emosional di antara mereka sebelum gugatan cerai diajukan.
Lebih lanjut, Edward mengaku telah melakukan perubahan dalam hidupnya untuk masa depan anak-anaknya.
Ia mengklaim telah berhenti mengonsumsi alkohol dan mengurangi kebiasaan nongkrong untuk menunjukkan komitmennya sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab.
Langkah ini ia lakukan agar anak-anaknya tumbuh dengan memahami nilai-nilai agama.
"26 Agustus sebelum itu, saya sudah tidak minum alkohol, saya sudah tidak nongkrong. Saya berpikir untuk bagaimana ke depannya anak-anak supaya memang menjadi anak yang saleh-salehah dan memahami tauhid. Itu yang bertolak belakang," terang Edward.
Pernyataan Edward ini mengisyaratkan bahwa ia memiliki visi tertentu untuk masa depan anak-anaknya dan mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, meskipun hal tersebut tampaknya bertentangan dengan harapan atau pandangan hidup Kimberly.
Di tengah perceraian yang sedang berlangsung, Edward tetap menunjukkan sikap yang positif terhadap Kimberly.
Ia mengaku selalu mendoakan agar ibu dari anak-anaknya mendapatkan hidayah dan menjelaskan bahwa ia tidak ingin membuka aib Kimberly di depan publik.
Edward berusaha menjaga nama baik Kimberly meskipun hubungan mereka berada di ambang perpisahan.
Baca Juga: Bukan Masih Cinta! Ini Alasan Cincin Kawin Kimberly Ryder Tak Dijual
"Saya selalu mendoakan ibu dari anak-anak saya diberi hidayah. Dan saya berusaha tidak tampil karena saya berusaha untuk tidak membuka aib ibu dari anak-anak saya. Itu yang coba saya jaga," kata Edward.
Pernyataan ini memperlihatkan bahwa Edward masih memiliki rasa hormat terhadap Kimberly dan berusaha menjaga privasi rumah tangga mereka di tengah guncangan yang mereka alami.
Edward Akbar dan Kimberly Ryder mencerminkan betapa kompleksnya permasalahan yang dihadapi pasangan, terutama ketika perbedaan prinsip, karakter, dan dinamika keluarga turut bermain.
Di satu sisi, Kimberly merasa ada masalah KDRT dan kurangnya dukungan finansial dalam pernikahan, sementara di sisi lain, Edward merasa bahwa perbedaan sikap dan prinsip religius menjadi akar dari ketidaknyamanan yang terjadi.
Situasi ini juga menegaskan bahwa keputusan untuk bercerai bukanlah langkah yang mudah, melainkan hasil dari pemikiran mendalam yang melibatkan berbagai aspek kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Terlepas dari alasan yang mendasari perpisahan ini, baik Edward maupun Kimberly terlihat berusaha menjaga martabat masing-masing dengan tetap mendoakan yang terbaik bagi satu sama lain.
Kapan Waktu Tepat untuk Mencegah Stunting pada Anak Agar Tak Terlanjur Berisiko?
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR