Tabloid-nakita.com - Mencukur rambut kemaluan disarankan untuk dilakukan secara rutin, yaitu setiap 40 hari sekali, baik untuk pria maupun wanita.
Banyak yang masih mempertanyakan pentingnya praktik pencukuran ini. Pasalnya, mencukur rambut kemaluan bisa memicu luka dan infeksi setelah mencukur.
Selain itu, hilangnya rambut kemaluan juga akan menghilangkan fungsi perlindungan alat kelamin dari debu atau kotoran lain dinilai sangat tidak praktis dan tak membawa efek apapun.
Ternyata, ada banyak manfaat mencukur rambut kemaluan dari sisi kesehatan.
Dengan mencukur rambut kemaluan proses pembersihan produk kelenjar minyak atau keringat dapat dilakukan degan sempurna, karena bila kelenjar ini tersisa di rambut kemaluan, maka menyebabkan area tersebut lembap dan bakteri mudah berkembang biak.
Bila sudah berkembang biak, maka akan menimbulkan gatal, bengkak, kemerahan, dan lain sebagainya.
Memastikan rambut kemaluan tetap tipis akan mencegah bersarangnya tungau/ kutu kelamin (jenis Phthirus pubis).
Selain itu juga mencegah timbulnya bau tidak sedap karena partikel kotoran dan sel-sel kulit mati mudah dibersihkan.
Rambut kemaluan yang terlalu tebal akan mengganggu pembersihan organ kelamin karena menghalangi sampainya air pembasuh ke organ tersebut, seperti misalnya pada saat mandi dan buang air kecil.
Dari sisi seksual, rambut kemaluan yang dicukur akan memberikan penampilan yang rapi dan bersih sehingga mampu meningkatkan gairah untuk berhubungan seks.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memastikan alat-alat yang digunakan untuk mencukur rambut kemaluan paling tidak pisau cukur untuk sekali pakai.
Dalam melakukan proses pencukuran, bersihkan rambut dengan sabun selesai mencukur, serta gunakan antiseptik / krim antibiotik bila terdapat luka.
Mencukur rambut kemaluan memang masih sering terabaikan.
Coba sekarang Mama lakukan secara rutin melakukannya, dan lihat manfaatnya dari sisi kesehatan.
KOMENTAR