Nakita.id - Perempuan muda dengan tekanan darah tinggi sebelum kehamilan tampaknya memiliki risiko keguguran lebih besar.
Para peneliti menemukan, perempuan muda yang mengalami peningkatan tekanan darah (diastolik/jumlah tekanan darah dalam arteri), berisiko 18% mengalami keguguran.
BACA JUGA: Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Bronkitis dan Bronchiolitis
"Ini adalah studi yang sangat unik, pertama kalinya kami dapat menunjukkan bahwa tidak hanya tekanan darah selama kehamilan akan menyebabkan kehamilan yang buruk, tetapi juga tekanan darah sebelum kehamilan," kata peneliti senior Enrique Schisterman & Kepala Epidemiologi US National Institute of Child Health and Human Development (NICHHD).
Namun, penelitian itu tidak membuktikan bahwa peningkatan tekanan darah sebelum kehamilan sebenarnya menyebabkan risiko keguguran yang sangat tinggi.
Dr. Joanne Stone seorang direktur maternal fetal medicine di Mount Sinai Beth Israel, New York City, mengatakan hal itu.
BACA JUGA: [VIDEO] Tanya Pakar - Begini Tip Menyusui untuk Bayi Kembar!
Dia percaya, mungkin tekanan darah itu menjadi indikator masalah kesehatan lainnya.
"Mereka tidak benar-benar menemukan hubungan antara tekanan darah dan kemampuan untuk hamil setelah disesuaikan untuk BMI (indeks massa tubuh, ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan), jadi saya pikir BMI memainkan peran kunci," kata Stone tentang penelitian baru itu.
Dalam penelitian ini, 1.228 perempuan yang sudah mengalami satu atau dua kali keguguran kehamilan dan mencoba lagi untuk hamil, menjadi objek penelitian.
BACA JUGA: Kenali Gejala Sindrom Leaky Gut Alias Usus Bocor yang Jarang Diketahui
Sebelumnya, tekanan darah para perempuan ini diukur dua kali, sekali ketika mencoba untuk hamil dan lagi selama awal kehamilan.
Sekitar seperempat dari 797 perempuan yang hamil dalam waktu enam bulan akhirnya menderita keguguran.
Melihat data-data tersebut, peneliti menemukan hasil penelitian berbanding terbalik dengan pernyataan Dr. Stone, bahwa tekanan darah sebelum konsepsi atau selama kehamilan awal memiliki hubungan langsung dengan risiko keguguran.
BACA JUGA: Selain Vitamin E & C, Astaxanthin Wajib Dikonsumsi Untuk Cegah Penuaan Dini
"Semakin tinggi tekanan darah, semakin buruk risikonya, itu mempengaruhi kehamilan di setiap tingkat, tetapi pada tingkat yang lebih tinggi ada lebih banyak risiko," kata Schisterman.
Sedangkan menurut peneliti utama Carrie Nobles, seorang rekan dengan (NICHHD), ini hal yang tidak biasa.
"Tekanan diastolik dikaitkan dengan risiko keguguran dibandingkan dengan tekanan sistolik, yang mengukur tekanan darah dalam arteri selama detak jantung," tungkasnya.
BACA JUGA: Jangan Asal Pilih, Berikut Botol Susu yang Baik Menurut dr Reisa
"Untuk orang dewasa muda di usia 20-an dan 30-an, tekanan darah diastolik tampaknya menjadi prediktor yang lebih baik dari perkembangan penyakit kardiovaskular, daripada tekanan sistolik. Itu berbalik pada orang dewasa yang lebih tua," kata Nobles.
Tidak sepenuhnya jelas apakah tekanan darah itu sendiri meningkatkan risiko keguguran, atau apakah itu adalah penanda penyakit kronis lainnya seperti obesitas atau diabetes," tutup Schisterman.
Source | : | Healthywoman.org |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR